Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian melakukan kunjungan kerja ke Kota Palembang |
PALEMBANG, SP - Sebagai putra daerah, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyarankan perbaikan tiga tempat wisata Kota Palembang.
Dalam kunjungan kerjanya ke Kota Palembang, Mendagri Tito Karnavian mengunjungi Kambang Iwak, yang menjadi tempat hiburan dan olahraga warga Palembang, Jumat (1/11/2024).
Mendagri Tito Karnavian mengatakan, selama 18 tahun dirinya tinggal di kota pempek ini. Ia menilai kota kekurangan tempat hiburan dan tempat olahraga yang representatif.
"Palembang ini sebenarnya punya potensi wisata bagus yang bisa dinikmati warga, karena punya Jembatan Ampera, Benteng Kuto Besak (BKB) dan Kambang Iwak," katanya.
Tito mengatakan, pertama Kambang Iwak. Kawasan yang juga sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Palembang ini bisa menjadi tempat hiburan dan olahraga.
"Hanya saja, lantainya licin dan berbahaya untuk dijadikan tempat jogging terutama bagi lanjut usia dan dilalui difabel," katanya.
Dirinya mengapresiasi upaya PJ Walikota Palembang merevitalisasi Kambang Iwak. Sebelum ada walikota defenitif, diharapkan ada legacy yang ditinggalkan.
"Bangunlah sesuatu perubahan di Palembang seperti Kambang Iwak ini, Kemudian Ampera, dulu saya datang ke sini mati lampu terus," katanya.
Selanjutnya, Tito juga meminta Pemkot Palembang untuk membenahi Plaza Benteng Kuto Besak (BKB) sebagai area wisata malam hari di Bumi Sriwijaya. Harapannya, Kota Pempek bisa menjadi destinasi seperti di Yogyakarta yang terkenal dengan area Yogya Art.
"Untuk hiburan terutama malam minggu dan libur bisa seperti di Yogyakarta, anak-anak muda bisa nyanyi nongkrong. Kemudian bisa buat car free day, kelemahan kita kurang tradisi saja kurang sosialisasi dan kurang tempatnya," jelasnya.
Penjabat (PJ) Walikota Palembang Ucok Abdulrauf Damenta berupaya mengembangkan destinasi wisata di Bumi Sriwijaya dan salah satu program terbaru memajukan area hiburan adalah meresmikan Wisata Lawang Borotan yang mempunyai sejarah kesultanan Sultan Mahmud Badaruddin (SMB II).
"Historinya SMB II terdesak menyelamatkan diri lewat borotan atau belakang. Di situ ada teaterikal, perang lima hari lima malam dan acara setiap tahun bekerja sama dengan seniman," katanya. (Ara)