Ratu Dewa melalui Juru Bicaranya memberikan tanggapan bahwa Flayer Tersebut bukan diproduksi oleh RDPS maupun Tim RDPS sendiri.
"RDPS dan Tim tidak pernah memproduksi Flayer Bermuatan Adu Domba seperti itu, sedari awal RDPS fokus pada program dan gagasan, dan tercatat sampai saat ini RDPS belum membuat laporan terhadap pihak-pihak manapun. Hal ini sebagai potret bahwa RDPS berkomitmen untuk Pemilu Sejuk dan anti Kampanye Hitam,"ujar Kurnia.
Terkait Tanggapan dari berbagai kalangan masyarakat yang mengesankan RDPS seakan-akan mendiskreditkan kaum perempuan dengan dasar flayer tersebut, Kurnia menanggapi bahwa harusnya NGO yang fokus pada Isu gender kalau ingin menanggapi bisa memvalidasi terlebih dahulu dan mencari informasi yang berimbang supaya tidak misleading.
"Karena kalau tidak divalidasi bisa berbahaya, mengingat ini zaman digitalisasi, yang dalam memproduksi berita hoax atau propaganda sangat cepat dan mudah dan bisa dilakukan oleh siapapun dan dimanapun," sambung Kurnia.
"RDPS maupun kami dari Tim sedari awal mengajak para paslon untuk adu gagasan, bukan berusaha mengadu domba. Paslon RDPS terbuka dan meminta kepada Lembaga Penyelengggara Pemilukada melakukan investigasi terhadap Flayer dan berita hoax ini tadi, agar masyarakt tahu siapa produsen berita hoax yang sebenarnya ini," tutup Kandidat Doktor Hukum Unsri ini. (*)