Notification

×

Tag Terpopuler

Produksi dan Harga Anjlok, Hilirisasi Karet Mandek

Thursday, July 11, 2024 | Thursday, July 11, 2024 WIB Last Updated 2024-07-11T13:44:51Z


PALEMBANG, SP - Karet sebagai produk unggulan Sumatera Selatan (Sumsel) terancam hilang karena berbagai persoalan yang tak mendukung eksistensi kebun karet.


Kepala Bidang Perekonomian dan Pendanaan Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah  (Bappeda) Provinsi Sumsel Hari Wibawa mengatakan, menjadikan karet tetap eksis menjadi tantangan ke depan.


"Hanya saja persoalan minimnya pupuk menyebabkan penyakit pada daun batang karet, hingga persoalan ekspor karet yang menyebabkan harga karet murah," kata Hari saat diwawancarai, Kamis (11/7/2024).


Dengan luasan kebun karet di Sumsel 1,1 juta hektar, Pemerintah Provinsi Sumsel kesulitan menyalurkan pendanaan karena alasan minimnya anggaran untuk penanganan penyakit karet ini.


"Sebenarnya ada pendanaan dari pemerintah tetapi anggarannya kecil, kita butuh juga peran serta stakeholder termasuk pengusaha karet," katanya.


Kata Hari, yang terjadi saat ini persoalan eksportir karet yang makin menurun juga menjadi alasan harga komoditi asli Sumsel ini kian rendah. 


Bahkan karet saat ini masuk kategori komoditas yang kurang menjanjikan karena pekebun ataupun pengusaha karet juga investor lebih melirik komoditi lain, seperti kelapa sawit.


"Karet ini unggulan untuk Sumsel, tetapi karena hilirisasi yang belum terpusat, maka keterbatasan bisnisnya kurang dilirik," jelasnya.


Hambatan hilirisasi tidak terpusat turut dipengaruhi proyek Pelabuhan Tanjung Carat di Sumsel yang hingga sekarang belum terealisasi dan terkendala penyelesaian izin lahan sehingga progres ground breaking belum berjalan.


"Karet bisa eksis kalau ada investor, sementara investor harus ada kawasan khusus, ini kembali ke rencana jangka panjang Tanjung Carat," katanya.


Kata Hari, jika Tanjung Carat selesai maka akan menarik investor minimal membuat sarung tang dari karet yang bahannya 80 persen dari karet.


"Dengan ini karet dari petani Sumsel akan termanfaatkan di daerah sendiri yang pastinya harga akan tinggi dan kebun karet tetap eksis," katanya. (Ara)

×
Berita Terbaru Update