Dirut PTBA Arsal Ismail dihadirkan sebagai saksi disidang akuisisi saham PT SBS di Pengadilan Tipikor Palembang (Foto : Ariel/SP) |
PALEMBANG, SP - Sidang lanjutan pembuktian perkara dugaan korupsi dalam proses akuisisi saham PT Satria Bahana Sarana (SBS) oleh PT Bukit Asam Persero Tbk (PTBA) melalui anak perusahaan PT Bukti Multi Investama (BMI) masih bergulir di Pengadilan Tipikor Palembang, Senin (19/2/2024).
Dihadapan lima majelis hakim yang diketuai Pitriadi SH MH, tim Jaksa Penuntut Umum Kejati Sumsel menghadirkan saksi Arsal Ismail selaku Direktur Utama PTBA.
Kemudian saksi Chandra Irawan, Agus Ruhyana, Adhi Garmana dan RM Fauzih dari pihak tim audit peralatan alat berat.
Dalam proses akuisisi saham yang diduga merugikan keuangan negara dalam hal ini PT Bukit Asam Persero Tbk sebesar Rp162 miliar sebagaima dakwaan penuntut umum, menjerat lima terdakwa yakni, Nurtina Tobing, Milawarma, Anung Dri Prasetya, Saiful Islam dan Raden Tjhayono Imawan.
Dalam keterangannya, saksi Arsal Ismail mengatakan PT SBS telah memberikan manfaat sangat optimal bagi PTBA.
"Kalau dari sisi pendapatan ini PT SBS hanya mengerjakan US 5,7 juta dolar, begitu periode saya itu sudah mencapai US 54 juta dolar artinya meningkat 10 kali lipat," ujar Arsal.
Tim kuasa hukum saat memberikan keterangan seusai sidang (Foto : Ariel/SP) |
Sementara itu, tim kuasa hukum keempat terdakwa dari kantor hukum Soesilo Aribowo SH dan Rekan Gunadi Wibakso didampingi Redho Junaidi mengatakan, dari akuisisi yang dilakukan PTBA sudah mendatangkan manfaat yakni penghematan biaya operasional.
"Sangat jelas mendatangkan dua manfaat bagi PTBA, mendapatkan penghematan miliaran rupiah dari waktu ke waktu sehingga kalau dikatakan korporasi di dalam dakwaan kami bertanya keuangan mana yang dirugikan? Dari keterangan saksi yang hadir tadi sudah sangat jelas jika tindakan yang dilakukan direksi dengan mengakuisisi PT SBS adalah tindakan yang tepat," jelas Gunadi.
Menurutnya, dengan mengakuisisi PT SBS telah mendatangkan beberapa manfaat baik dari sisi finance maupun non-finance.
"Dari sisi aset baik PTBA dan PT SBS mengalami peningkatan yang signifikan. Bahkan kontribusi kepada negara, PT SBS sendiri sudah menyumbang pajak sebesar Rp4 miliar. Kebutuhan batubara domestik juga terjaga hingga saat ini," ujarnya.
Gunadi menambahkan, saat ini PT SBS tengah bersiap menjadi perusahaan yang terbuka dengan terjun ke dunia IPO (Initial Public Offering).
"Sudah terkonfirmasi oleh pak Dirut bahwa PT SBS kini sedang melakukan persiapan untuk menjadi perusahaan yang IPO. Ini suatu prestasi yang luar biasa, karena untuk menjadi IPO persyaratannya sangat ketat dan bisnisnya menjadi bisnis internasional," pungkasnya. (Ariel)