PAGARALAM, SP - Akibat meluapnya air Siring Salib disebabkan intensitas hujan sepanjang, Jum'at malam lalu sejumlah wilayah Belakang PU dan Kaplingan PGRI Kecamatan Pagaralam Utara digenangi banjir.
Air bahkan menerobos ke rumah rumah penduduk. Sementara di wilayah Kecamatan Pajarbulan dan Kecamatan Jarai Kabupaten Lahat pun turut dilanda banjir.
Hal ini karena Luapan sungai Air Mata Lintang dan sungai Air Dendan di Kecamatan Pajar Bulan dan Jarai kabupaten Lahat. Hari ini Sabtu (27/1/24) dilaporkan telah kembali menyebabkan banjir yang merendam setidaknya 9 desa di kawasan itu.
Informasi dihimpun, di Kecamatan Pajar Bulan terdapat 6 desa yang paling terdampak banjir dari luapan sungai Air Dendan ini yakni desa Pulau, Ulak Bandung, Benua Raja, Jenti'an, Aceh dan Desa Sumur dimana di 6 desa ini selain merendam rumah penduduk, banjir juga merendam puluhan hektar sawah dan ladang warga setempat.
Sementara itu banjir juga menerjang 3 desa di kecamatan Jarai yakni Desa Pelajaran, Nanti Giri dan Pamahsalak akibat luapan air sungai Mata Lintang telah memutus akses jalan desa setempat dimana genangan air telah mencapai lutut orang dewasa dan tidak bisa dilalui kendaraan bermotor.
Warga Pelajaran Faisal kepada media ini menuturkan,banjir yang melanda disebabkan luapan aik Mata Lintang karena hujan yang cukup deras sepanjang malam pada Jum'at lalu. "Dipastikan sejumlah petani baik petani kopi dan padu gagal panen karenanya."sebut dia.
Kerugian akibat banjir di 9 desa di 2 kecamatan ini di taksir sangat besar lantaran wilayah ini terkenal dengan lahan pertaniannya yang luas sehingga banjir yang terjadi telah mengakibatkan lahan pertanian yang terdiri dari areal persawahan, ladang sayur mayur serta perkebunan kopi milik warga setempat rusak diterjang banjir dan petani dipastikan gagal panen.
Selain itu hewan ternak warga seperti ayam dan kambing di 9 desa ini juga banyak yang sakit dan dikhawatirkan akan mati selain kerusakan harta benda lain seperti rumah dan kendaraan yang diderita masyarakat setempat.
Tak cuma banjir namun warga juga melaporkan bukit di areal desa tersebut di beberapa titik mengalami longsor dan dikhawatirkan akan memperparah keadaan.
Sebelumnya awal 2023 lalu banjir serupa pernah menerjang 2 kecamatan ini bahkan meminta korban jiwa akibat terkena longsoran tebing saat berada di areal perkebunan kopi.
Dani warga desa setempat mengatakan ,banjir besar yang telah 2 kali terjadi ini ia duga akibat perambahan kawasan hutan di hulu sungai yang dijadikan lahan perkebunan kopi sehingga kawasan yang seharusnya menjadi area resapan air di saat musim penghujan menjadi berkurang dan mengakibatkan terjadinya banjir.
"Ini sudah yang kedua kalinya banjir terjadi dan ini saya kira karena wilayah hulu sungai sudah banyak dijadikan lahan perkebunan yang menyebabkan musibah ini,"ujarnya.
Atas musibah banjir ini baik untuk wilayah Pagaralam maupun Lahat warga yang terdampak sudah diberikan bantuan dari pemerintah. (Rep)