PALEMBANG, SP - Sejak terjadinya pemalakan wisatawan asal Pekanbaru di Benteng Kuto Besak (BKB), Pemerintah Kota Palembang bersama Polrestabes Kota Palembang mulai bergerak.
Dimana lantaran pemalakan kepada wisatawan sampai Rp1,5 juta membuat image BKB yang merupakan salah satu wajah Kota Palembang menjadi tercoreng.
Untuk masuk BKB, pada dasarnya pengunjung hanya membayar parkir progresif Rp3.000 untuk motor, dan 5.000 untuk mobil.
Pemerintah Kota Palembang dan Polrestabes Kota Palembang menyiagakan dua posko keamanan, di kawasan BKB dan di bawah Jembatan Ampera.
PJ Walikota Palembang Ratu Dewa mengatakan, atas beberapa kali keluhan dari masyarakat soal kemananan BKB karena aksi premanisme, bersama kepolisian melakukan pengamanan.
"Selain koordinasi dengan kepolisian, kita koordinasikan untuk kemananan dengan Dinas Pariwisata, Satpol PP, dan Dishub," katanya.
Kapolrestabes Kombes Pol Haryo Sugihartono mengatakan, pihaknya sudah melakukan penangkapan terhadap 3 orang pelaku penodongan di kawasan BKB.
"Kita turunkan sekitar 16 personel. Nanti akan melakukan pengawasan mulai jam 15.00 sampai 23.00 wib," katanya.
Kabid Tidum Satpol-PP Kota Palembang, Cheryl Panggarbesi, juga sudah mendapatkan informasi terkait penodongan sopir bus pariwisata di kawasan Monpera.
"Sudah kami tugaskan beberapa personel untuk mencari informasi pelaku penodongan itu," katanya.
Dia mengklaim, Satpol-PP Kota Palembang banyak berjaga di kawasan BKB, sekitar UPT DLH, dekat musala BKB.
"Kalau Monpera merupakan aset pemerintah provinsi. Sehingga untuk area Monpera, tidak masuk dalam pengawasan Satpol-PP kota," katanya.
Sementara Pol-PP Pariwisata, lanjut Cheryl, tugasnya bukan menjaga tempat wisata setiap hari.
Tapi tugas dari Pol-PP Pariwisata, penjagaan atau pengamanan saat acara yang dihadiri tamu-tamu undangan.
Menurutnya, yang menjaga BKB adalah Patroli Pol-PP. Mereka patroli mobile di kawasan BKB mulai dari gate masuk depan Riverside, dermaga Tugu Belido, pelataran dan panggung BKB, museum, dan Kantor Dinas Kebudayaan Kota Palembang.
Diakui, kawasan BKB sendiri sudah sering terjadi tindakan kriminal. Seperti penodongan dan pemalakan, yang bahkan pelaku menggunakan sajam atau senpi.
"Harapan kami kawasan ini juga dapat mendapat perhatian dari pihak kepolisian, khususnya polsek setempat untuk sinergi dengan patroli bersama," katanya.
Harapannya, tindakan kriminal tidak terjadi lagi. Apalagi terhadap rombongan wisatawan.
"Tindakan represif yang dapat dilakukan anggota Pol-PP sangat terbatas. Karena Pol-PP tidak memiliki alat perlindungan diri. Di samping itu, penindakan kriminal sudah menjadi ranah pihak kepolisian," katanya. (Ara)