TPA Karya Jaya
PALEMBANG, SP - Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Karyajaya merupakan TPA terbesar di kota Palembang.
Setidaknya TPA Karyajaya ini memiliki luas 45 Ha. Namun sangat disayangkan, lahan seluas itu tidak dioptimalkan.
Sehingga berbanding terbalik dengan TPA Sukawinatan yang hanya memiliki luas 25 Ha, namun kini menjadi tumpuan dari pembuangan akhir dari sampah di kota Palembang.
Dengan menjadi tumpuan dari seluruh sampah di kota Palembang, dimana kota Palembang tercatat perharinya memproduksi sampah hingga 1400 ton.
Kondisi dari TPA Sukawinatan sudah sangat tidak memungkinkan bila terus dilakukan penumpukan sampah (open dumping) di TPA tersebut, sebab gunungan sampah sudah begitu tinggi.
Kondisi gunungan sampah yang kian meninggi di TPA Sukawinatan dikhawatirkan sewaktu-waktu dapat mengalami longsoran.
Sudah pasti hal tersebut mengancam keselamatan warga sekitar, apalagi kawasan tersebut merupakan kawasan pemukiman rapat penduduk.
Candra Anugerah selaku Pengamat Persampahan Kota Palembang mengatakan, TPA Karya Jaya amburadul cermin amburadulnya pengelolaan sampah di kota palembang.
" Permasalahan kota palembang terkait pengelolaan sampah menjadi sangat komplek dimana-mana tidak maksimalnya salah satu TPAnya, " ujarnya, beberapa waktu lalu.
Dia menambahkan TPA Karya Jaya yang mempunyai luas 45 hektar tidak berfungsi sebagaimana mestinya ,karena mengalami kendala teknis dan TPA Karya Jaya tidak beroperasi karena untuk sementara di stop aktivitasnya.
" Sehingga Penumpukan sampah di wilayah yang seharusnya bukan untuk menimbun namun akhirnya membuat permasalahan baru," tandasnya.
Anang (52), warga yang bermukim disekitar menuturkan, TPA Karya Jaya juga menyampaikan kesaksiannya dan menyampaikan bahwa tidak ada petugas atau oknum yang melarang membuang sampah di TPA Karyajaya.
Dia juga menambahkan terhentinya aktivitas di TPA Karyajaya disebabkan karena tumpukan sampah yang menghalangi jalan masuk ke TPA.
“Bukannya tidak dibolehkan orang tapi karena jalannya ini tidak bisa lagi, orang timbun sampah di depan sini. Sehingga tidak bisa lagi. Karena sejak akhir 2019 inilah orang banyak stop membuang sampah disini, pungkasnya ( Ocha)