Notification

×

Tag Terpopuler

Pusat Kajian Center For CETIC Dilaunching

Wednesday, November 11, 2020 | Wednesday, November 11, 2020 WIB Last Updated 2020-11-11T07:00:48Z

Pascasarjana Universitas Tamansiswa, (Tamsis) Palembang resmi melaunching Pusat Kajian " Center For Creative Economy, Tourism, Inheritance and Culture (Celtic) di ruang kelas Lantai II, Program Magister Ilmu Pemerintahan Program Pascasarjana Universitas Tamsis, Palembang, Selasa (10/11). (Foto:Ody/SP)

PALEMBANG, SP - Pascasarjana Universitas Tamansiswa (Tamsis) Palembang melaunching pusat kajian Center For Creative Economy, Tourism, Inheritance and Culture (CETIC)  atau pusat kajian ekonomi, kreatif, pariwisata, warisan sejarah dan budaya di ruang kelas Lantai II, Program Magister Ilmu Pemerintahan Program Pascasarjana Universitas Tamsis, Palembang, Selasa (10/11).

Turut hadir pada kesempatan itu Sultan Mahmud Badaruddin (SMBIV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja,S.H.M.Kn, Rektor Universitas Taman Siswa Palembang, Ki. Dr. Azwar Agus, S.H, M.Hum, Direktur Program Pascasarjana Universitas Tamansiswa Palembang Dr Yoyok Hendarso MA, Ketua Pusat Kajian Center For Creative Economy, Tourism, Inheritance and Culture (Cetic) Akhmad Muftizar Zawawi  SIP Med.

Juga hadir R.M.Rasyid Tohir,S.H, Dato’ Pangeran Nato Rasyid Tohir,  Pangeran Jayo Syarif Lukman , Beby Johan Saimima.

Rektor Universitas Taman Siswa Palembang, Ki. Dr. Azwar Agus, S.H., M.Hum berharap dengan pusat kajian ini  dapat bermanfaat khususnya bagi masyarakat kota Palembang dan Sumatera Selatan pada umumnya.

"Bisa bermanfaat bagi  perkembangan masyarakat lebih kreatif, pariwisata, budaya dan sejarah,” katanya.

Dirinya yakin dan percaya belajar dari pengalaman sebelumnya kegiatan seperti pusat kajian  seperti ini dirinya optimis bisa berjalan khususnya di kala pandemi COVID-19.

“Memang kegiatan-kegiatan seperti ini memang harus didukung dan harus difasilitasi, karena memang keberagaman budaya sejarah kita memang harus dipromosikan,” katanya.

Sedangkan SMB IV berharap dengan pusat kajian ini  mudah-mudahan  semakin banyak  masyarakat yang memperhatikan aspek ekonomi dan budaya berdasarkan sejarah sehingga ekonomi kreatif ini bisa dikembangkan bersama dengan sejarah dan budaya sehingga bisa bermakna dan bernilai bagi masyarakat.

“Mudah-mudahan lembaga ini bisa berjalan dan kita akan selalu suport kegiatan-kegiatan untuk pembangunan masyarakat,”katanya.

Direktur Program Pascasarjana Universitas Tamansiswa Palembang Dr Yoyok Hendarso MA mengatakan, kalau pihaknya tidak hanya bicara  pariwisata saja tapi juga bicara  sejarah, budaya yang kalau diperhatikan masyarakat sekarang itu sudah mulai menghilang.

“Itu dasar pertama komitmen kita  membuka dan meresmikan tadi Pusat Kajian " Center For Creative Economy, Tourism, Inheritance and Culture (Cetic), hilangnya budaya bisa juga kearipan-kearipan lokal , itu hilangnya itu karena dari perkembangan tehnologi, komunikasi  yang sampai saat ini sudah bisa menggerus budaya-budaya lokal yang seharusnya  termasuk nilai-nilai budaya itu  sekarang sudah mulai  hilang,” katanya.

Selain itu alasan lain pihaknya membuka pusat kajian ini  dimana pariwisata itu  ada kesempatan, peluang yang ditunjang oleh budaya.

“Banyak contoh dinegara lain yang mengangkat pariwisata dengan budaya, ini tidak bisa hanya kita bicarakan pada tingkat konsep maka harus kita realisasikan bagaimana budaya, sejarah itu bisa terkait langsung dalam rangka pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di kota Palembang maupun di Sumatera Selatan,” katanya.

Ketua Pusat Kajian " Center For Creative Economy, Tourism, Inheritance and Culture (Cetic) Akhmad Muftizar Zawawi  Sip Med berharap kedepan pusat kajian ini bisa eksis  dan menjadi satu-satunya rujukan.

“Karena kita di Palembang, kita ini  harusnya punya, karena kita ini kota sejarah, kota tertua, legendary kata pak rektor tadi, kita pingin eksis, kalau bisa kedepannya itu kita cukuplah bermain di resouces yang ada, , jadi orang Palembang mau kaji apa-apa gunakan orang Palembang, orang Sumsel sendiri, sudah saatnya kita memainkan daerah kita sendiri,” katanya.

Rencana kedepan bulan Desember akan menggelar webinar dengan mendatangkan pembicara, mantan duta besar Slovakia dan Thailand dan Januari akan menjadi duta besar Mesir, namanya, Dr Luthfi Rauf yang akan mengisi seminar  dan bagaimana beliau mensharing pengalamannya  ketika beliau berada di Thailand, karena kota  Palembang yang merupakan kota perairan sama dengan Bangkok.

Pihaknya juga sangat mengharapkan dukungan dari instansi dan stekholder terkait.

“Makanya saya bilang media yang pertama kemudian instansi yang lain, kita tidak bisa eksis, bisa hidup kalau tidak ada media yang mengcover ataupun katakanlah yang memesan proyek itu dari instans-instansi ,” katanya. (ody)

×
Berita Terbaru Update