Sejarawan Sumatera Selatan (Sumsel) Dr Farida R Wargadalem Msi
PALEMBANG, SP - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (Pali) menggelar debat publik antara Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati (Wabup), di Hotel Harper Palembang, Senin (19/10) malam.
Debat publik ini di ikuti kedua pasangan calon (paslon) nomor urut 01, Devi Harianto-Darmadi Suhaimi (DH-DS) dan paslon nomor urut 02, H. Heri Amalindo-H. Soemarjono .
Namun, peserta yang bisa manyaksikan langsung debat publik ini terbatas, karena harus mematuhi protokol kesehatan yang wajib dipatuhi, sesuai dengan peraturan pemerintah dan peraturan KPU (PKPU) dalam pelaksanaan pilkada di tengah Covid-19 ini.
Debat dengan moderator, Agita Mahlika , menghadirkan tiga panelis, yakni Dr Yazwardi, Ir H Permana dan seorang sejarawan Sumatera Selatan (Sumsel) Dr Farida R Wargadalem Msi .
Kehadiran sejarawan Sumsel sebagai panelis dalam debat pilkada yang di gelar KPU di Sumsel selama ini jarang terjadi atau bahkan tidak ada sama sekali.
Dalam pertanyaannya Dr Farida R Wargadalem Msi melihat Kabupaten Pali merupakan salah satu kabupaten di Sumsel yang memiliki sumber daya alam yang kaya di Sumsel, namun yang namanya sumber daya alam menurutnya semakin di eksploitasi akan semakin habis tetapi kondisi yang berbeda jika itu dilakukan di bidang kebudayaan dan sejarah makin di eksploitasi makin berkembang.
Apalagi menurutnya Pali memiliki Candi Bumi Ayu .
”Apa yang akan bapak lakukan jika terpilih sebagai bupati nantinya untuk mengekplorasi kekayaan tersebut,” tanya Farida.
Paslon nomor urut 01, Devi Harianto menjelaskan akan menarik Candi Bumi Ayu untuk pendapatan asli daerah masuk di pariwisata.
“Dipariwisata ini akan kita siapkan apa pendukungnya, biasanya pengamanan, fasilitas, kultur orang dan budaya serta kuliner Pali disitu kita bisa berdayakan masyarakat salah satu contoh ini Bali tidak ada sumber daya alam tapi punya pariwisata tapi di Pali semuanya ada, tinggal pemimpin bagaimana mengelola Pali menjadi kabupaten sejahtera,” katanya.
Hal senada dikemukakan pasangan Devi Harianto, Darmadi Suhaimi menambahkan akan mengajak masyarakat luar Pali untuk mengunjungi Candi Bumi Ayu dan menikmati kejayaan Candi Bumi Ayu di masa lalu.
Namun Farida yang juga dosen FKIP Univesitas Sriwijaya (Unsri) ini berharap ada penajaman-penajaman dari empat program yang di siapkan pasangan pasangan Devi Harianto - Darmadi Suhaimi dan jelasnya seperti apa?
Darmadi Suhaimi menjelaskan pengelolaan Candi Bumi Ayu belum profesional, dimana saat berkunjung ke Candi Bumi Ayu belum ditemukan buku tamu sedangkan ini diperlukan agar jika pengunjungnya memenuhi kuota maka daftar kunjungan buku tamu ini bisa kita serahkan ke WHO sehingga Candi Bumi Ayu ini akan menjadi kekayaan dunia atau kebanggaan dunia.
Disini Suhaimi lupa, kalau WHO (World Health Organization) adalah salah satu badan PBB yang bertindak sebagai koordinator kesehatan umum internasional.
Dimana seharusnya di sebut UNESCO bukan WHO, dimana Unesco merupakan singkatan dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization. UNESCO sendiri merupakan sebuah organisasi internasional di bawah PPB yang mengurusi semua hal yang berhubungan dengan pendidikan, sains, serta kebudayaan didalam rangka meningkatkan rasa saling menghormati yang berlandaskan pada keadilan, peraturan hukum, serta HAM.
Sedangkan untuk paslon nomor urut 02, H. Heri Amalindo - H. Soemarjono, Farida mempertanyakan rencana strategis yang akan dilakukan dalam bidang pendidikan dan pengembangan kebudayaan Pali lima tahun kedepan.
Menurut H Soemarjono selama lima tahun Bupati Heri Amalindo menjabat , dasar –dasar perbaikan pendidikan di mulai tapi ada hal perlu di perbaiki , rencana strategis mendasar kembali bahwa peningkatan kecerdasan kemampuan etitut warga Pali perlu ditingkatkan.
Sampai saat ini menurutnya ada hambatan tertentu di bidang ini, tapi tetap berpegang pendidikan sangat fundamental.
Rencana kedepan mereka membuat rencana yang baik dan bermitra dengan perguruan tinggi seperti Unsri UGM, UPN dan Institut Seni Solo.
Dan mendorong siswa yang cerdas tapi tidak mampu didorong memberikan bantuanbesisswa sampai sarjana. Ini akan diteruskan dan kedepan akan lebih baik lagi.
Mengenai Kebudayaan Soemarjono melihat masyarakat Pali sangat hetrogen dan bermacam-macam suku dan budaya.
“Kami akan menjadikan ini satu kesatuan , dari kumpulan bermacam budaya tadi dan staregis yang ditempuh dengan mengdakan sosialisasi penting persatuan dan mengadakan kegiatan oleh pemrrintah sebagai fasilitator dan anak anak kita ada kempuan kirim kedaerah lain untuk belajar,” katanya.
Sedangkan Heri Amalindo menjelaskan kalau Candi Bumi Ayu berada dibawah pemerintah pusat dan arkeologi Jambi.
“Kami tidak bisa membangun langsung tapi kami membangun infastruktur menuju ke Bumi Ayu, kami sudah membangun dua jembatan Payo Putat dan Tanjung Dalam menuju Candi Bumi Ayu, sedangkan untuk kebudayaan setiap tahun kami memberikan duta-duta pariwisata kami dengan mengdakan pemilihan Bujang Gadis Kabupaten Pali dengan seleksi dari desa , kecamatan dan kabupaten , duta ini menyamopaikan kebudayaan yang ada di Pali,” katanya.
Ketua KPU PALI, Sunaryo mengatakan debat ini merupakan tahapan dalam suatu proses Pilkada, dan ini yang pertama dari yang diagendakan sebanyak dua kali. “Dalam debat publikasi kali ini masing-masing paslon menyampaikan visi dan misi serta kemudian dilakukan penajaman visi dan misi. Dengan adanya, debat publik ini masyarakat PALI bisa menilai, seperti apa visi dan misi paslon pilihannya ke depan”, katanya.
Sunaryo menerangkan bahwa debat ini, KPU sudah membantu mensosialisasikan ke dua Paslon ini, dan diharapkan warga PALI bisa tahu visi dan misi kedua paslon ini dalam upaya percepatan pembangunan perekonomian di PALI nantinya. “Kita berharap, pada pilkada kali ini target pemilih dalam pesta demokrasi ini mencapai 80% pemilih”, kata Sunaryo.
Masih kata Sunaryo, untuk kesiapan logistik pilkada sudah disiapkan tinggal lagi menunggu dari KPU RI. Sedangkan mekanisme proses pencoblosan nantinya dipastikan baik pemilih maupun panitia tetap menjalankan protokol kesehatan, seperti cuci tangan, pakai masker, cek suhu tubuh, dan lainnya.
“Dan perlu di ingat pula bagi pemilih yang suhu tubuhnya di atas 37 derajat akan kita siapkan ruangan khusus untuk memilih. Serta bukan itu saja, penandaan yang sudah mencoblos, tidak dicelup seperti biasa, tapi tinta di teteskan di jari pemilih”, katanya. (odi)