PALEMBANG, SP - Setelah sebelumnya melakukan penelitian dengan membaca ulang piagam-piagam yang menjadi koleksi Museum Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II, Palembang, Kamis (1/10), kali ini, Jumat (2/10) Balai Arkeologi (Balar) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) bersama sejumlah mahasiswa dan dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang melanjutkan kegiatan penelitian dengan membaca ulang Piagam Padang Ratu yang merupakan peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam di Museum Sumatera Selatan Balaputra Dewa.
“Piagam Padang Ratu itu saja di poto dan diskripsi oleh Mbak Retno, Padang Ratu tahunnya 16 berapa aku tidak ingat, itu infonya dari pak Masi Suhadi dari Puslit Arkenas dulu yang meneliti mengatakan, Piagam Padang Ratu berasal dari Desa Sukabumi, Banding Agung, OKU Selatan,” kata Wahyu Rizky Andhifani yang merupakan ahli Epigraf Balar Sumsel , Jumat (2/9).
Dia mengaku, entah kenapa Piagamnya di sebut Piagam Padang Ratu , padahal ditemukan di Desa Sukabumi, pihaknya masih bertanya dengan peneliti lain Rafanie kenapa bisa berubah namanya.
“ Kemungkinan ini piagam yang dikeluarkan Sultan Palembang dan menggunakan huruf Jawa Tengahan, “ katanya.
Selain meneliti Piagam Padang Ratu , pihak Balar Sumsel juga mempoto koleksi Museum Sumatera Selatan Balaputra Dewa lainnya untuk melengkapi data prasasti yang ada.
“Isi Piagam Padang Ratu berisi tentang Surat Keputusan tapi tidak di sebutkan Sultan siapa , yang pasti Kesultanan Palembang, dibuat Prabu Anom di Desa Tanjung di wilayah itu,” katanya.
Dia mengaku tertarik meneliti piagam Kesultanan Palembang ini , karena ada kurang lebih 20 piagam Kesultanan yang ada saat ini dan yang terdata baik dari Sumsel dan luar Sumsel.
“Yang diluar Sumsel itu yang Piagam Kesultanan Palembang sudah dibaca seperti di Curup (Bengkulu) dan di Mandi Angin, Sarolangun, Jambi, Lampung juga ada, sekarang apakah masih tersimpan oleh mereka atau sudah berpindah itu belum tahu, yang pasti yang di sudah terdata di Museum Nasional ada 5 atau 6 piagam , di Museum Balaputra Dewa ada satu, di Museum SMB II ada satu piagam dan satunya dari masa Hindia Belanda,” katanya. (DOR)