Suasana kunjungan Pecinta Jejak Sriwijaya yang terdiri dari berbagai komunitas dan profesi, Rabu (15/7/2020) |
Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Djayo Wikramo R.M. Fauwaz Diradja S.H. M.Kn mengatakan, upaya tersebut dilakukan guna membantu pemerintah dan masyarakat untuk mengenal tentang Kerajaan Sriwijaya yang ada di Palembang dan Provinsi Sumsel khususnya.
Selain itu menurut SMB IV yang juga berprofesi sebagai notaris/ PPAT dan juga Ketua Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT) Palembang, mereka juga rencananya akan menggelar kegiatan jelajah Sriwijaya dengan menggunakan Jeef pada bulan Agustus atau mungkin setelah pademi Covid-19.
“Kesultanan Palembang selama ini sudah melakukan kerjasama dengan AGSI Sumsel seperti diskusi sejarah dan pengenalan lokasi-lokasi bersejarah di Palembang,” ucapnya.
Menurutnya, dengan semakin banyak orang mencintai sejarah, kedepannya budaya itu merupakan suatu aset dan bisa menjadi pendapatan daerah dan jangan sampai budaya itu.
“Selama ini kita kurang kuat mengolah bidang budaya sehingga tidak bisa menjadi aset daerah dan tidak bisa dijual sebagai promosi daerah,” katanya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Sumsel, Merry Hamraeny mengatakan, kedatangan mereka ke Kesultanan Palembang Darussalam karena digandeng oleh Yayasan Sriwijaya yang baru dibentuk berkerjasama dengan Kesultanan Palembang Darussalam.
“Jadi kita audiensi , membahas program-program kedepannya,” katanya.
Menurutnya, kegiatan yang akan digelar dalam waktu dekat adalah dengan menelusuri jejak Kerajaan Sriwijaya salah satunya seperti prasasti Talang Tuo. (DOR)