Jembatan Kayu Berlokasi Dibelakang Kebon Semai Skip Bendung Palembang pada Sabtu Sore Boroh, Lantaran Tidak Kuat Menahan Beban Kendaraan yang Melintas. Akibatnya Warga Sekitar Kesulitan Beraktivitas |
Informasi yang diterima, sebelum kejadian jembatan yang terbuat dari kayu itu dilewati becak motor bermuatan barang rongsokan. Akibatnya jembatan yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat sekitar tahun 1950-an itu ambruk.
Untuk menghindari korban jiwa saat ini warga memasang plang larangan melintas di jembatan sepanjang lebih kurang 5 meter serta lebar 2 meter itu.
“Jembatan tersebut memang sudah tidak layak lagi dilewati kendaraan roda dua dan becak, karena sudah dimakan usia. Semestinya jembatan tersebut sudah dibangun permanen, seperti jembatan lainnya disekitar sungai bendung yang sudah dibangun permanen dan berdiri kokoh,” ujarErna, warga sekitar, ketika ditemui Minggu (7/6) pagi.
Dikatakannya, sejak jembatan roboh warga yang hendak ke Pasar Kebon Semai terpaksa memutar melalui jembatan lain dengan waktu tempuh lebih lama.
Hal senada juga diungkapkan Hasyim, dia berharap Pemkot Palembang melalui dinas terkait secepatnya membangun jembatan permanen, sehingga warga dapat melintas dengan aman dan nyaman.
"Kejadian seperti ini sudah sering terjadi karena lantai jembatan banyak yang rapuh, bahkan dulu mobil pernah jatuh ke sungai ini, beruntung tidak ada korban jiwa," kata Hasyim.
Sementara itu, Wina Hasmiati ketua RT 20 mengatakan sejak jembatan roboh, warganya kesulitan beraktivitas karena harus memutar ke jembatan lain yang jaraknya lumayan jauh.
"Ibaratnya jembatan itu urat nadi warga sekitar sini mas dalam kegiatan sehari-hari ada kurang lebih delapan RT disini, namun kini warga terpaksa memutar jauh melalui jembatan lainnya berjarak hampir setengah kilometer jika hendak ke pasar yang juga berdekatan dengan jalan utama," ujar Wina.
Wina berharap Pemkot Palembang segera membangun jembatan permanen sebagai pengganti jembatan lama. (Fly)
Dikatakannya, sejak jembatan roboh warga yang hendak ke Pasar Kebon Semai terpaksa memutar melalui jembatan lain dengan waktu tempuh lebih lama.
Hal senada juga diungkapkan Hasyim, dia berharap Pemkot Palembang melalui dinas terkait secepatnya membangun jembatan permanen, sehingga warga dapat melintas dengan aman dan nyaman.
"Kejadian seperti ini sudah sering terjadi karena lantai jembatan banyak yang rapuh, bahkan dulu mobil pernah jatuh ke sungai ini, beruntung tidak ada korban jiwa," kata Hasyim.
Sementara itu, Wina Hasmiati ketua RT 20 mengatakan sejak jembatan roboh, warganya kesulitan beraktivitas karena harus memutar ke jembatan lain yang jaraknya lumayan jauh.
"Ibaratnya jembatan itu urat nadi warga sekitar sini mas dalam kegiatan sehari-hari ada kurang lebih delapan RT disini, namun kini warga terpaksa memutar jauh melalui jembatan lainnya berjarak hampir setengah kilometer jika hendak ke pasar yang juga berdekatan dengan jalan utama," ujar Wina.
Wina berharap Pemkot Palembang segera membangun jembatan permanen sebagai pengganti jembatan lama. (Fly)