Sekda Kota Palembang Ratu Dewa, saat rapat jarak jauh bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, di Lawang Jabo, Senin (6/4/2020). (foto:Ara) |
PALEMBANG, SP - Pembangunan incenelator sebagai pengurai permasalahan sampah di Kota Palembang yang diprediksi selesai pertengahan tahun ini harus tertunda.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Palembang Ratu Dewa mengatakan, pembangunan incenelator di Keramasan dengan lahan seluas 22 hektar tersebut diakuinya tidak ada kendala. Hanya saja, Covid-19 yang menjadi pandemi global saat ini juga memberikan pengaruh. Seperti tidak bisa dilakukannya finalisasi karena Direktur Utama PT IGP tidak bisa ke Indonesia di tengah Covid-19.
"Tidak ada kendala, tapi terhambatnya Direktur Utamanya sedang di China, jadi tidak bisa ke Indonesia karena disana juga Covid. Tinggal finalisasi penandatanganan saja, karena sudah adendum Perjanjian Kerja Sama (PKS)," katanya, Senin (6/4/2020).
Dewa menjelaskan, pihaknya telah melakukan rapat jarak jauh dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, dalam rangka percepatan pembangunan instalasi pengolahan sampah menjadi energi listrik berbasis teknologi ramah lingkungan.
"Pembangunan pengolahan sampah ini akan dilakukan oleh PT IGP (Indo Green Power), kita sudah rapatkan dengan Kemenko Maritim, lahan sudah disiapkan," katanya.
Sesuai dengan Peraturan Presiden (PP) Nomor 35 Tahun 2018, Palembang ditetapkan sebagai salah satu kota yang menerapkan incenelator di Indonesia. Incenerator menjadi langkah pihaknya dalam menyelesaikan persoalan sampah. Dimana, tungku pembakaran akan menjadikan sampah menjadi energi listrik.
Sebelumnya, Walikota Palembang Harnojoyo mengatakan, saat ini produksi sampah masyarakat Palembang 1.200 ton perhari. Sejauh ini, hanya maksimal 800 ton terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sementara incenelator membutuhkan 1.000 ton perhari. Dipastikan permasalahan sampah di Palembang akan terurai oleh incenelator.
"Permasalahan sampah akan selesai. Dengan operasional Incenelator oleh pihak ketiga dan PT PLN akan membeli listrik dari energi yang dihasilkan," katanya.
Dipastikan setelah perjanjian kerjasama ini tuntas lebih cepat, 2022 incenelator sudah bisa menghasilkan listrik. "1000 ton sampah yang digunakan akan mengasilkan listrik 20 MW. Artinya 1 MW setara dengan 1000 Kilo Watt (KW). Ini bisa menerangi ratusan ribu rumah," katanya. (Ara)