(foto/ist) |
PALEMBANG, SP - Kebijakan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi menghentikan sementara kegiatan umrah untuk mencegah penyebaran virus Corona, sangat disayangkan banyak kalangan di Sumsel. Selain menjadi pukulan berat bagi bisnis tour and travel, Kebijakan ini juga menyebabkan ribuan jemaah umrah di Sumsel gagal berangkat.
Ketua Asita (Association of The Indonesian Tours And Travel Agencie) Sumsel, Anton Wahyudi mengatakan, Jemaah asal Sumsel termasuk yang paling banyak dalam setiap bulanya berangkat Umrah. "Rata-rata 1.800 hingga 2.300 jemaah terbang setiap bulannya, penerbangan langsung Palembang - Jeddah seminggu sekali, paling sering menggunakan pesawat Lion Air," katanya, saat dihubungi, kemarin.
Meskipun saat ini pihaknya belum mengetahui berapa banyak warga Sumsel yang tertunda keberangkatanya akibat dari kebijakan tersebut. Akan tetapi kebijakan ini menjadi pukulan bagi bisnis tour and travel di Sumsel. "Kita berharap rekan-rekan travel di Arab Saudi bisa memberi keringanan, dari reservasi hotel hingga kuliner, meski kerugian tak terlalu besar, tapi memang cost terbesar di transportasi," ujar Anton.
Sementara itu, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU), Prof Dr Nizar mengungkapkan ada 2.393 jemaah Indonesia gagal berangkat. "Sejak Kamis kemarin sudah ada 2.393 jemaah Indonesia yang tertunda keberangkatanya," ungkap Nizar saat dijumpai di Palembang kemarin.
Di luar itu juga masih ada jemaah asal Indonesia yang masih tertahan di negara Transit. "Ada juga 1.685 Jemaah Indoesia yang masih menunggu di negara transit seperti Singapura ataupun Malaysia. Dengan 75 penyelenggara ibadah umroh di Tanah Air yang terkena dampaknya," katanya. (Lan)