MURATARA, SP -Tingginya intensitas hujan sepekan belakangan menyebabkan sejumlah desa di Sumsel terendam banjir, menyusul naiknya debit Sungai Musi, salah satunya Desa Pauh, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara). Ketinggian air di desa tersebut sudah mencapai 40 cm.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Ansori mengatakan, banjir tersebut disebabkan meluapnya sungai Musi setelah diguyur hujan selama tiga malam berturut-turut yang menyebabkan aliran sungai Rawas tersendat. Akibatnya air menggenangi pemukiman warga.
“Kita banjir ini segera surut dan warga dapat beraktivitas kembali,” katanya, Kamis (13/2).
Dijelaskannya, selain menggenangi pemukiman warga, banjir juga menenggelamkan badan jalan, kebun dan lahan pertanian lainnya. Selain itu 1 unit jembatan terancam putus, 2 unit SD terendam, 2 unit SMP terendam dan 2 unit Postu juga ikut terendam.
“Banjir ini telah merendam 546 rumah yang huni 763 KK atau 2298 jiwa. Kami sudah melakukan pendataan korban banjir di Desa Pauh itu,” katanya.
Selain merendam Desa Pauh, banjir juga dialami terjadi di Desa Lumpatan, Kecamatan Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) ketinggian air mengalami peningkatan dari hari sebelumnya namun belum ada korban jiwa.
Sementara itu di Desa Muara Teladan dan Desa Bandar Jaya, Kecamatan Sekayu, Kabupaten Muba ketinggian air sudah mencapai 1 meter lebih. Sedangkan di Kecamatan Lais debit air mulai meningkat terutama di Desa Canau Cala, Desa Petaling, Desa Rantau Keroya, Desa Teluk Kijing.
Hal serupa terjadi di Kecamatan Keluang debit air terus meningkat terutama di Desa Tanjung Dalam dan Desa Dawas.
Ansori menghimbau warga terutama yang bermukim di pinggiran sungai agar selalu waspada, mengingat saat ini curah hujan masih cukup tinggi, sehingga bencana banjir sewaktu-waktu bisa terjadi, begitu juga dengan bencana longsor.
Ansori juga meminta kepada tim penanggulangan bencana yang ada di daerah untuk selalu siap siaga melakukan penanggulangan jika sewaktu-waktu terjadi banjir atau bencana lainnya. (hmy)