![]() |
PALEMBANG, SP –
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Sumatera Selatan
(Sumsel) memperkirakan penyebab kenaikan harga gula pasir di tingkatan pedagang
di sejumlah pasar tradisional di Palembang sepekan terakhir, disebabkan
terhambatnya proses pengiriman dan menipisnya stok gula pasir di tingkat
pabrik, akibat saat ini memasuki masa tanam tebu.
Kepala Disperindag Sumsel Iwan Gunawan mengakui, berdasarkan
pantauan pihaknya telah terjadi kenaikan harga gula pasir di pasaran di Kota
Palembang, khususunya. Namun demikian menurut dia, pihaknya tetap mengikuti arahan dari
pemerintah pusat terkait distribusi dan harga eceran tertinggi (HET) gula dalam
kemasan.
"Arahan Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang
Penting adalah agar peritel tetap menyalurkan gula ke masyarakat. Prinsipnya,
kami tidak ingin menyusahkan masyarakat," katanya, saat dikonfirmasi
Sumsel Pers, melalui aplikasi pesan singkat, Rabu (5/2).
Ia mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan
harga gula tersebut, diantaranya adalah proses pengiriman yang terhambat,
ditambah lagi saat ini merupakan masa tanam tebu sehingga stok di pabrik
berkurang. “Kendati begitu kami (Pemprov Sumsel) sudah meminta peritel untuk
tetap menjual gula melalui seluruh jaringanya,“ ujarnya pula.
Lebih lanjut Iwan mengakui, pihaknya akan tetap memantau
perkembangan harga dan ketersediaan bahan pokok yang ada di pasar-pasar
tradisional yang ada di wilayah Provinsi Sumsel. Bahkan, pemerintah daerah
menurutnya, tidak segan menindak pedagang, distributor, maupun peritel jika
memang ditemukan adanya penimbunan salah satu komoditas bahan pokok penting
tersebut. "Saya sudah infokan ke Gubernur bahwa gula agak hilang di
pasaran, kalau pun ini ditimbun akan kita tindak," tegasnya.
Sementara itu, dari pantauan Sumsel Pers di sejumlah pasar
tradisional di Kota Palembang, harga gula pasir di tingkat pedagang mengalami
kenaikan sejak sepekan ini. Hingga Rabu (5/2) komoditas gula pasir masih sulit
ditemui di sejumlah pasar tradisional. Jika pun ada harganya sudah mencapai
Rp14 ribu per kilogram, atau meningkat sebesar Rp2 ribu per kilogram dari harga
sebelumnya. Kenaikan harga ini berlaku untuk gula curah dan gula bermerk.
Salah satu pedagang sembako di Pasar Palimo Palembang
Sugiarti menuturkan, harga kulakan dari distributor gula pasir telah naik sejak
sejak sepekan ini. “Harga kulakan gula pasir per karung ukuran 50 kilogram naik
dari Rp500 ribu menjadi Rp655 ribu, jadi modal untuk menjual gula pasir ini
mencapai Rp13 ribu per kilogramnya,” kata Sugiati.
Pedagang sembako lain mengatakan, untuk saat ini dia tidak
menjual gula pasir karena tidak stok ada dari agen, jika pun ada harganya
melambung tinggi. Pedagang sembako lainnya, Sundari menyebutkan, gula pasir
sebelum terjadi kenaikan ini dijual antara Rp11 ribu- Rp12 ribu per
kilogramnya. Namun saat ini, mengalami kenaikan hingga Rp14 ribu per kilogram.
“Harga gula pasir di agen grosir menyentuh lebih dari Rp600
ribuan per karungnya, sehingga modal satu kilogram gula pasir mencapai Rp13.500
sampai Rp14 ribu termasuk untuk plastik kemas,” katanya. (dkd)