MUBA, SP - Dr H Dodi Reza Alex Noerdin Bupati Kabupaten
Musi Banyuasin sangat serius, dan komitmen dalam menangani stunting
(kurang gizi) pada anak-anak, salah satu bentuk keseriusannya yakni
meluncurkan program percepatan gerakan penanganan stunting. Bahkan,
program ini juga menjadi program prioritas Bupati Dr H Dodi Reza Alex
Noerdin dan Wakil Bupati Muba Beni Hernedi.
Hal ini disampaikan langsung oleh Sekda Muba Drs H Apriyadi
MSi saat mewakili Bupati Muba Dr H Dodi Reza Alex Noerdin melaunching
program percepatan gerakan penanganan stunting dan sekaligus membuka
seminar kesehatan, Kamis (27/02/2020) di Opproom Pemkab Muba.
Tampak hadir langsung Staf Ahli Bidang Hubungan Antar
Lembaga Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Republik Indonesia Dr Suprapedi M Eng, Segenab
Forkopimda, OPD Muba, Para Camat, Para Kades se-kabupaten Muba.
Kepala Dinas PMD H Richard Cahyadi, AP MSi dalam laporannya
menyampaikan pelaksanaan berdasarkan dengan Permendes PDTT RI nomor
11 tahun 2019 tentang penggunaan dana desa tahun 2020, dan Peraturan
Bupati Muba Nomor 2 tahun 2020 tentang petunjuk teknis kegiatan dana
desa yang bersumber dari APBN tahun 2020 di Kabupaten Muba.
"Kegiatan ini diadakan dengan tujuan untuk meningkatkan
peran lintas program dan lintas sektor dalam Pencegahan dan penurunan
balita kurang gizi terutama masalah stunting di Muba,"ungkapnya.
Sementara, dalam sambutannya Sekretaris Daerah Kabupaten Musi Banyuasin, Drs H Apriyadi MSi mengatakan bahwa program inovatif tersebut, merupakan salah satu bentuk perhatian dan kepedulian pemerintah terhadap masyarakat kabupaten Muba.
"Program Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin launching
yang kita lakukan hari ini, dalam rangka pencegahan program stunting
di Kabupaten Musi Banyuasin,"jelasnya.
Oleh sebab itu, pencegahan Stunting harus semakin
dipercepat agar kualitas kesehatan masyarakat Muba semakin baik. "Kami
sangat mengapresiasi kegiatan ini, dimana Dinas Pemberdayaan
Masyarakat Desa (DPMD) Muba yang telah bekerjasama dengan semua pihak.
Dan kami mengucapkan terima kasih karena juga telah berpartisipasi
mendukung program pemerintah,"terangnya.
Dikatakannya, untuk pencegahan masalah stunting tersebut
Bupati Dodi telah mengalokasi dana desa sebesar 13 miliar. Sehingga,
lanjut Apriyadi, target kita di tahun 2022 permasalahan stunting
tidak ada lagi di Muba.
‘’Saya harap program percepatan pencegahan stunting ini
didukung sepenuhnya oleh OPD dan semua camat serta elemen masyarakat
lainnya, demi untuk masa depan generasi Kabupaten Muba
mendatang,"katanya.
Senada, Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga Dr
Suprapedi MEng dalam sambutannya mengapresiasi program Bupati Muba
yang telah mengaloksi dana desa sebasar 13 miliar tersebut untuk
mengatasi stunting di Muba.
Menurutnya, dana yang dialokasikan oleh Bupati Muba
tersebut sangat besar dibandingkan dengan daerah lain. "Stunting ini
bukan hanya permasalahan daerah saja tapi sudah menjadi nasional.
Program yang dilakukan oleh pemerintah Musi Banyuasin pertama dengan
kebijakan Dana Desanya. Kami sangat apresiasi kepada Bupati
Muba,"ungkapnya.
Dikatakan, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak
balita akibat kekurangan gizi kronis, sehingga anak terlalu pendek
pada usianya.
Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan
pada masa awal setelah bayi lahir, tetapi kondisi stunting baru nampak
setelah bayi berusia dua tahun tersebut bukan hanya tanggung jawab
pemerintah saja tapi merupakan tanggung jawab kita bersama.
"Strategi nasional dalam menurunkan stunting dilakukan
dengan intervensi gizi spesifik atau langsung menyasar anak yakni untuk
anak dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Upaya yang dilakukan
di antaranya pemberian obat atau makanan untuk ibu hamil atau bayi
berusia 0 sampai 23 bulan,"pungkasnya. (ch@)