Alex Sugiarto saat dilantik sebagai Ketua GAPKI Sumsel periode 2019 – 2024. (foto:net) |
PALEMBANG, SP - Alex Sugiarto resmi dilantik sebagai Pengurus Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Cabang Sumatera Selatan (Sumsel) periode 2019 – 2024 menggantikan ketua sebelumnya Hary Hartanto.
Usai dilantik, Alex mengatakan, pengurus GAPKI yang baru terpilih ini akan berfokus terkait menepis isu-isu negatif khususnya di wilayah Sumatera Selatan.
“Fokus kita berupaya keras tepis isu-isu negatif khususnya di wilayah Sumsel. Sawit saat ini bukan makin mudah tapi makin banyak tantangan,” ungkapnya.
Alex mengajak seluruh pengurus untuk solid dan kompak. Menurutnya, sekarang bukan lagi Superman, tapi supertim.
“Pengurus GAPKI Cabang Sumsel harus punya semangat bersama-sama, dari kita untuk kita demi kemajuan bersama,” katanya.
Alex menambahkan, luas tutupan lahan sawit, menurut Kepmentan 833 tahun 2019, seluas 1.468.468 hektar atau berkontribusi 8,96 persen dari 16.381.959 juta hektar secara nasional. “Dari perusahaan swasta, pemerintah, petani plasma dan swadaya,” jelasnya.
Menurutnya, GAPKI Sumsel sebelumnya memiliki anggota 73 (luas lahan sekitar 350 ribu hektare), Januari 2020 bertambah lagi satu menjadi 74 (di Sumsel tidak kurang 200 perusahaan sawit).
“Ini salah satu yang akan kami lakukan menebar manfaat atau nilai lebih menjadi member GAPKI kepada perusahaan yang belum menjadi member (anggota),” ucapnya seperti dikutip dari Detiksumsel.com.
Sementara untuk produksi CPO Sumsel, masih berdasarkan estimasi Dirjen Perkebunan sebesar 4 juta ton atau 8,5% dari 47,18 juta ton secara nasional.
Dirinya mengatakan, Sumsel memiliki potensi yang luar biasa untuk perkembangan industri kelapa sawit sekaligus meningkatkan pendapatan daerah.
“Artinya Sumsel memiliki potensi luar biasa ini untuk perkembangan industri kelapa sawit sekaligus peningkatan pendapatan daerah. Kita harapkan dapat tingkatkan pendapatan daerah. Kita sudah diskusi dengan kadis perkebuban. Bagaimana kontribusi perusahaan terhadap pendapatan daerah,” ungkapnya.
“PBB masih masuk ke pusat. Bagaimana kami bersama Pemda mengusulkan ini, bagaimana Pemda menikmati hasil dari kelapa sawit,” katanya lagi. (net)