Penyanyi lagu keroncong kota Palembang, Iswati Fersida Emping. (foto: Edwin Fast) |
PALEMBANG, SP – Rasa kecintaannya kepada lagu keroncong
sejak masih kuliah menjadikan Iswati Fersida Emping atau akrab dipanggil Iis
Emping meraih sejumlah gelar juara hingga tingkat nasional.
Bahkan, nama Iis Emping sudah menjelma sebagai ikon lagu
keroncong di terlinga orang Palembang terutama dimata para pecinta para pecinta
lagu keroncong.
Hingga saat ini, sejumlah perstasi membanggakan telah diraih
Iis Emping didunia tarik suara lagu keroncong seperti juara 1 Bintang Radio
Televisi Sumsel lagu - lagu keroncong
tahun 1989, juara 1 festival lagu keroncong tingkat nasional tahun 2003,
juara 1 penyanyi cipta lagu keroncong tingkat Nasional tahun 2013 dan sejumlah
gelar kejuaraan lagu keroncong lainnya yang telah diraihnya.
Kendati saat ini bekerja di Dinas Kebudayaan Kota Palembang,
tidak menjadikan Iis Emping lupa dan meninggalkan kecintaannya pada dunia tarik
suara lagu keroncong. Bahkan, hingga saat dia mengaku telah menciptakan empat
lagu keroncong, delapan lagu daerah Palembang dan dua lagu pop.
"Yang penting bisa membagi waktu. Nyanyi itu hobi.
Mengembangkan bakat saya coba fokus juga membuat lagu daerah Palembang. Lagu
berjudul belido karya saya Alhamdulillah sudah launching Desember 2019 lalu, di
rumah Walikota Palembang," ujar lis Emping kepada Sumsel Pers, kemarin.
Menurut Iis, ketertarikannya terhadap dunia tarik suara
sudah ada sejak duduk dibangku pelajar. Bahkan, kecintaannya tersebut tidak
luput ditelan waktu dan masih bisa bertahan hingaa saat ini. Menurutnya,
kendati sudah bertatus sebagai abdi negara, namun musik keroncong tetap
ditekuninya. “Saya tetap jalani saja bakat seni ini secara profesional. Sulit rasanya ninggalkan bakat seni," ungkapnya.
Menurut Iis, lagu keroncong sudah mulai dilirik pada
melenial saat ini. Bahkan, menuruntya, ditangan para anak muda saat ini, lagu
keroncong lebih bervariasi dengan inovasi yang dimiliki seperti hadirnya ada
lagu keroncong dangdut, keroncong jazz dan lainnya.
“Kombinasi yang mereka buat tidak lagi terkesan lagu
keroncong, hanya diminati orang- orang tua saja. Anak muda juga tertarik dengan lagu keroncong
karena inovasi dari kaum milenial ini,”terangnya. (Edwin Fast).