Notification

×

Tag Terpopuler

Sumsel Siaga Bencana Alam

Wednesday, January 15, 2020 | Wednesday, January 15, 2020 WIB Last Updated 2020-01-15T03:14:29Z

 Ilustrasi. (foto:net)
PALEMBANG, SP – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) menyatakan kesiapsiagaan terhadap bencana alam yang akan terjadi selama musim hujan beberapa bulan kedepan. 

Wakil Gubernur Sumsel, Mawardi Yahya mengatakan, status siapsiaga bencana alam tersebut bertujuan bisa mengatasi sejumlah maslaah selama musim hujan tahun ini bisa diatasi.

“Kita nyatakan sumsel siapsiaga terhadap bencama alam. Diharapkan permasalahan klasik seperti terlambat, belum ada laporan, belum ada petunjuk, tanggung jawab atau dinas instansi lain, tidak terjadi lagi,” ungkapnya usai melakukan apel siapsiaga bencana di Griya Agung Palembang, Rabu (14/1/20).

Dijelaskannya, kondisi geografis Sumsel dengan dataran tinggi (Pegunungan) dibagian Barat seperti Pagaralam, Lahat, Muara Enim dan OKU Selatan, berpotensi terjadinya peristiwa alam seperti gunung meletus, guguran larva panas, Gas beracun atau belerang (Gunung Dempo) yang merupakan gunung api aktip, tanah longsor, banjir bandang dan angin puting beliung.

“Sementara di bagian timur yang merupakan dataran rendah dan perairan seperti Musi Banyuasin, Banyuasin, Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir dan Palembang, mempunyai potensi terjadinya potensi banjir akibat luapan air sungai dan menimbulkan genangan yang dipengaruhi oleh musim hujan dan pasang air laut, abrasi pantai, selain itu juga pada daerah yang lebih terbuka dapat terjadi angin puting beliung,” ujarnya.

Menurut Mawardi, rangkaian peristiwa alam tersebut sebenarnya merupakan peristiwa alam bisa saja terjadi yang berujung menjadi masalah atau bencana, seperti merobohkan rumah, merusak sarana prasarana dan fasilitas masyarakat yang ada, atau bahkan menimbulkan korban jiwa baik luka-luka atau bahkan meninggal dunia.

“Jika kita tidak siap dan tidak bisa melaksanakan upaya kesiapsiagaan tentu bencana ini akan menjadi masalah bersama,” ucapnya.

Tak hanya itu, Mawardi menilai sejumlah bencana tersebut terjadi akibat terdegradasinya kondisi alam atau kurangnya daya dukung alam seperti kerusakan hutan, pertambangan, budaya masyarakat seperti membuang sampah sembarangan dan lain lain.

“Mari kita memanfaatkan alam ini secara bijak untuk meningkatkan perekonomian tanpa merusak alam sehingga kehidupan kita akan terjaga dan terlebih lagi kita masih dapat mewariskan alam dan lingkungan yang lestari untuk kehidupan anak cucu kita dimasa yang akan datang,” paparnya. 

Dijelaskannya, pada akhir tahun 2019 sampai dengan awal tahun 2020 ini terjadi bencana alam banjir bandang dan tanah longsor pada beberapa wilayah di Sumsel, termasuk di Kabupaten Lahat yang mengakibatkan kerusakan fasilitas umum dan sosial yang ada serta pemukiman masyarakat.


Sementara pada Tahun 2019 di wilayah Provinsi Sumsel tercatat terjadi bencana sebanyak 188 kali kejadian bencana, yang terbanyak adalah kebakaran rumah penduduk sebanyak 116 kali, bencana yang lainnya adalah banjir, angin puting beliung, banjir bandang, kecelakaan perahu.

Kejadian bencana tersebut mengakibatkan rumah terendam sebanyak 9.613 unit, rumah terbakar sebanyak 367 unit, rumah roboh dan rusak berat sebanyak 141 unit, jembatan putus/rusak sebanyak 23 unit, sawah terendam 1.662, 5 ha dan perkebunan terendam sebanyak 1.000 ha, ini terjadi selama tahun 2019.

Pada awal tahun 2020, ujarnya Mawardi,  sudah terjadi 3 kali kejadian bencana, dengan dampak yang cukup besar, yaitu banjir bandang di Kabupaten Empat Lawang, Kota Pagaralam dan Kabupaten Lahat. Banjir bandang yang terjadi meliputi 9 Kecamatan dan (5 Kecamatan ada di Kabupaten Lahat) serta meliputi 29 Desa.

“Dampat kejadian tersebut cukup besar dan mengakibatkan 3 unit jembatan putus/roboh 7 unit, rumah hanyut, 8 unit, rumah rusak berat 45 unit, rumah rusak ringan 702 unit dan rumah terendam 166 unit,” paparnya.  (Kar)
×
Berita Terbaru Update