![]() |
Gubernur Sumsel, Herman Deru bersama Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Edhy Prabowo melepas bibit ikan. (foto/Ist) |
PALEMBANG, SP
- Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) akan
menjadi yang pertama atau role model di Asia Tenggara yang miliki Gedung The
Southeast Asian Fisheries Develoment Center (SEAFDEC) dan Balai Riset
Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan (BRPPUPP).
Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kementerian Kelahtab
dan Perikanan RI Sjarief Widjaja mengatakan, terpilihnya Provinsi Sumsel karena
dianggap sebagai daerah yang mempunya perairan umum daratan paling
lengkap mulai dari sungai, danau, rawa, perilaku dan lebak lebungnya.
Gebernur Provinsi Sumsel, Herman Deru mengucapkan, terimakasih
atas inisiasi dari Menteri Kelautan dan Perikanan RI Edhy Prabowo telah
memberikan program- program yang menunjang dan mengembangkan kelautan dan
perikanan di Provinsi Sumsel.
“Terimakasih Bapak Menteri, Tekhnologi sudah semakin maju, tentu
semua tekhnologi akan menambah wawasan bagi kita semua, jangan habiskan ilmu
dalam laboratorium ini tapi bagaimana mentransfer kerpada masyrakat dan pelaku
usaha,” ungkapnya.
Menurutnya, keberadaan gedung SEAFDEC tersebut menjadikan masyarakat
lebih mudah menemukan ikan perairan umum. Bahkan, sumsel memiliki segmen 2,5%
harapan dari petani karena varian ikan di Sumsel yang terbilang cukup banyak.
“Sumsel menjadi kunci 228 spesies ikan yang ditemukan untuk
dikembangkan, tidak ada gunanya bangunan megah kalau hanya jadi lambang,”
pungkasnya.
Sementara Menteri Kelautan dan Perikanan RI Edhy Prabowo
menambahkan, Perikanan Perairan Darat dan Peresmian Gedung SEAFDEC dan BRPPUPP
merupakan kerjasama dengan negara-negara di Asia tenggara.
“Jadi setiap negara mempunyai bidang, kita kebagian untuk wilayah
umum perairan dan daratan. Seperti yang kita ketahui provinsi Sumsel merupakan
wilayah rawa dan perairan umum kita punya danau, disini kita harapkan ini akan
berperan, berguna untuk meneliti species 228 ikan yang ada di Provinsi Sumsel,”
terangnya.
Tak hanya itu, langkah ini sebagai bentuk untuk mengetahui spesies
mana saja yang akan mendekati kepunahan dan bagaimana langkah-langkah
mensiasatinya.
Untuk diketahui SEAFDEC adalah organisasi antarpemerintahan
ASEAN ditambah Jepang yang bergiat mengembangkan perikanan berkelanjutan. Salah
satunya budidaya perikanan yang bermarkas di Ilo-ilo, Filipina.
SEAFDEC
bermarkas di Bangkok dan dipimpin oleh seorang sekretaris jenderal. Selain
budidaya perikanan (Aquaculture Departement/AQD) ada tiga departemen di
bawahnya, yakni departemen pelatihan yang berkedudukan di Samutprakan,
Thailand, departemen riset dan teknologi perikanan laut di Singapura,
serta departemen pengembangan dan pengelolaan sumberdaya perikanan, khususnya
di zone ekonomi eksklusif (ZEE), berkedudukan di Kuala Trengganu, Malaysia. (Kar)