![]() |
(foto/net) |
- Masyarakat Miskin Palembang Berkurang 0,05 Persen
PALEMBANG, SP -
Penurunan angka kemiskinan 2019 yang digadang-gadangkan Wali Kota Palembang
menjadi satu digit tinggal angan semata. Pasalnya, meski mengalami penurunan,
namun tidak signifikan, hanya berkisar 0,05 persen dari sebelumnya 10,95
persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Palembang Taufik
Hidayat mengatakan, kemiskinan di Kota Palembang 2019 turun 0,05 persen, dari
10,95 di 2018 menjadi 10,90 pada 2019. "Secara rata-rata dalam lima tahun
terakhir periode 2014-2018, jumlah penduduk miskin di Palembang sebesar 192.216
jiwa dan pada 2019 jumlah penduduk miskin sebesar 180.670 jiwa," katanya,
Rabu (8/1).
Kemiskinan salah satunya dipicu oleh minimnya ketersediaan
lapangan kerja atau banyaknya pengangguran. Oleh karena itu perlu upaya yang
terus menerus untuk, menciptakan peluang lapangan kerja. Baik melalui event
internasional maupun pembangunan yang banyak menyerap tenaga kerja.
"Selain itu pelatihan-pelatihan terhadap tenaga-tenaga
muda yang baru tamat sekolah/kuliah agar dapat diserap ke dunia kerja, selain
itu membangun jiwa enterpreneurship bagi tamatan sekolah," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan
Daerah (Bappeda) Litbang Kota Palembang, Harey Hadi mengakui, jika pun angka
kemiskinan Kota Palembang tercatat mengalami penurunan di 2019, dari angka
10,95 persen di 2018 menjadi 10,90 persen di tahun lalu, dinilai belum
signifikan.
"Kita akui jika Pemkot Palembang perlu kerja keras lagi
di 2020 ini untuk menurunkan angka kemiskinan, apalagi target yang dipatok
untuk penurunan di level 1 digit," katanya.
Ia mengatakan, intervensi semua Organisasi Perangkat Daerah
(OPD) akan mendukung penurunan menjadi satu digit. Artinya, dari jumlah 190
ribu penduduk miskin Palembang, perlu intervensi di setiap dinas untuk
mengatasi kemiskinan melalui program yang direncanakan.
"Karena penurunan hanya berkisar 0,05 persen saja.
Semua OPD harus berperan dan ada program kerja yang fokus pada hal ini, dengan
begitu di 2020 bisa pecah jadi 1 digit asal bukan data sektoral," katanya.
Menurut Harrey, pada dasarnya penduduk miskin di Kota
Palembang ini adalah orang yang sama.
Artinya, jika diatasi bersama dengan setiap OPD yang punya program untuk
mengatasi kemiskinan, maka masalah ini dapat diatasi. "Kalau dari data
yang ada itu benar-benar dituntaskan ya bisa tuntas, karena yang miskin itu-itu
saja datanya," ujarnya.
Wali Kota Palembang, Harnojoyo mengungkapkan, meski tidak
signifikan, angka penurunan ini perlu disyukuri, karena artinya, ada
pengurangan penduduk miskin, tapi tetap di tahun ini hingga kedepannya menjadi
pekerjaan rumah untuk terus ditingkatkan.
"Kemiskinan bersumber dari kekumuhan, kekurangan
lapangan usaha, dan untuk meningkatkan penurunan angka kemiskinan ini, maka
kita akan lakukan membuka akses bagi masyarakat untuk meningkatkan
kesejahteraan, diantaranya dengan pembangunan infrastruktur, membuka lapangan
usaha dan lainnya," jelasnya. (ara)