Notification

×

Tag Terpopuler

Penumpang Tolak Isi Kartu HAC Virus Corona

Friday, January 24, 2020 | Friday, January 24, 2020 WIB Last Updated 2020-01-24T02:47:41Z
Ilustrasi. (foto/net)
- Berdalih Hambat Waktu

PALEMBANG, SP – Sejumlah penumpang di pintu penerbangan Internasional Bandara Sulatn Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang menolak mengisi kartu Health Alert Card (HAC) yang telah disediakan.

Padahal, skrining khusus HAC tersebut dilakukan sebagai upaya pencegahan masuknya virus Corona di Kota Palembang melalui penularan yang mingkin terjadi pada sejumlah masyarakat yang berpergian ke luar negeri.

Epidemiolog Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Palembang, Merry Natalia mengatakan, para penumpang yang menolak tersebut berdalih karena menghambat waktu perjalanan mereka lantaran buru-buru karena jemputan sudah tiba.

"Mereka klaim sudah biasa bolak-balik ke luar negeri, semisal dari Singapura dan mereka sehat-sehat saja, tidak ada kondisi yang perlu dikhawatirkan, bahkan pernah petugas kita sampai dimarahi," Kamis (23/1/2020).

Merry mengatakan, pengisian kartu HAC merupakan kewajiban yang harus dilakukan yang harus dilakukan penumpang saat turun pesawat dari penerbangan internasional. Dimana penumpang diberikan petugas kartu untuk kemudian diisi nama, umur, jenis kelamin, asal, nomor paspor, asal sebelumnya dan alamat tujuan di Indonesia. 

"Sayangnya, masih banyak yang tidak mau isi dan setelah diterima kemudian kartunya dibuang ke kotak sampah. Ini wajib dilakukan, semua otoritas kesehatan bandara di dunia melakukan hal yang sama malah lebih ketat lagi terutama saat merebaknya virus seperti sekarang," jelasnya. 

Setelah penumpang mengisi kartu HAC, ujarnya, pihaknya akan mengirimkan hasilnya ke Dinas Kesehatan kabupaten/kota masing-masing asal penumpang, terutama penumpang yang dinilai yang memiliki gejala virus menular. 

"Kita berharap penumpang bisa koperatif. Ini tentu untuk kepentingan bersama dan mencegah wabah ini semakin meluas. Kami dari KKP juga akan memasang alat di ruang isolasi hari ini," katanya. 

Dijelaskan Merry, gejala virus Corona cukup sulit dibedakan karena gejalanya mirip dengan flu/pneumonia pada umumnya, yakni demam disertai batuk. Namun masa inkubasi virus ini direntang 7-10 hari. Dimana bayi dan anak-anak rentan terpapar virus ini. 

"Makanya setelah pengisian kartu ini, akan dipantau dalam rentang waktu itu. Kalau mereka sakit dimasa itu pasca pulang bisa saja suspek Virus Corona. Tapi kalau lebih dari 10 hari dia sehat artinya bukan," jelasnya. 

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Palembang, Letizia menyebutkan, pihaknya mengeluarkan surat edaran kepada seluruh Puskesmas dan juga rumah sakit yang ada di Palembang untuk mewaspadai virus Corona. Sampai saat ini belum didapati masyarakat yang suspek gejala virus pneumonia jenis baru. 

"Palembang masih nihil. Tapi kita tetap mewaspadai saja baik dari tingkat puskesmas sampai Rumah sakit apabila ada Kasus-kasus yang mempunyai gejala Pneumonia berat dan influenza H7N9 terutama dari negara terjangkit (Wuhan Cina). Kemudian segera kami akan malakukan koordinasi dan Surveilans Aktiv untuk mencegah penularan meluas," jelasnya. (Ara)
×
Berita Terbaru Update