![]() |
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Palembang, Ahmad Bastari Yusak,(foto/net) |
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Palembang, Ahmad Bastari Yusak mengatakan, dalam penanggulangan banjir ini hanya bukan hanya tanggung jawab Pemkot Palembang. Sehingga tim siaga melibatkan semua pihak, seperti Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) V, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) VIII dan lainnya.
Bastari mengatakan, titik banjir berada utamanya di Daerah Aliran Sungai (DAS). Saat ini di DAS Bendung telah dibuat pompanisasi dengan enam pompa dan total kapasitas 36.000 liter/perdetik. Hanya saja evaluasinya belum ada, sebab pasca perdana dioperasikan pompa itu belum terjadi hujan dengan curah tinggi.
"Titik banjir yang paling parah sejauh ini di kawasan Kolenol H Burlian (Depan Damri), Simpang Polda, R Soekamto (Depan PTC), Demang Lebar Daun, Ahmad Yani, Wahid Hasyim dan untuk di pemukiman detail belum terpantau nanti akan dilaporkan camat di Rt/Rw," katanya, Senin (6/1/2020).
Bastari mengatakan, penanganan banjir di Kolonel H Burlian setidaknya ada tiga pengerjaan di kawasan itu yang akan dilakukan agar selama musim penghujan tidak terjadi genangan atau banjir. "Pengerjaan Box Culvert, jembatan dan kolam retensi," ujarnya.
Bastari mengatakan, diameted Box Culvert terlalu kecil dan harus diperbesar dan begitupun dengan saluran airnya. "Ukurannya sudah tidak memadai dan kita akan buat dua Box Culvert di kawasan itu," ujarnya.
Sendimentasi yang terjadi bukan satu-satunya penyebab. Pihaknya juga harus mengangkat jembatan yang kini baloknya rendah di Jalan Perindustrian 2. Wajar saja kawasan itu banjir sebab sungai yang mengalir hanya tinggal 50 cm. Sehingga air tidak mencukupi kapasitas pengaliran air saat banjir.
"Jika kolam retensi bisa direalisasikan ini sangat bagus. Tapi jika tidak setidaknya dengan dua pengerjaan ini dapat mengurangi jumlah genangan dan mempersingkat waktu genangan air," katanya.
Kasi Informasi dan Data BMKG Klas I Sumsel, Nandang Pangariwibo mengatakan, bahwa perkiraan musim hujan dengan intensitas lebat puncak musim hujan akan terjadi pada Februari - Maret. Kondisi curah hujan pada Januari ini belum seberapa dan akan meningkat mulai Februari.
Diperkirakan, di Palembang/ Sumsel curah hujan akan tinggi di angka 200 sampai 400 mml (mililiter) pada Februari - Maret. Secara angka curah hujan ini lebih tinggi dibandingkan dengan DKI yang berada di angka 120,20 mml.
"Disumsel dampak banjir diperkirakan tak separah di daerah-daerah tersebut, aliran air akan terpecah karena banyaknya anak sungai di Palembang," uajrnya. (Ara)