Ilustrasi. (foto:net) |
PALEMBANG, SP – Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil (Disdukcapil) Kota Palembang akan memproritaskan pencetakan Kartu Tanda
Penduduk Elektronik (e-KTP) bagi masyarakat yang belum memiliki E-KTP atau
pemula.
Kepala Disdukcapil Kota Palembang, Dewi Isnaini mengatakan,
kebijakan tersebut dilakukan sebagai tindak lanjut dari minimnya pasokan blanko
dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Hal ini menjadikan 55 ribu daftar
tunggu belum dapat diatasi.
“Keluhan dari masyarakat sudah banyak masuk ke Disdukcapil.
Belum diterimanya e-KTP baik yang hilang maupun perubahan element. Memang saat
ini kita mendahulukan yang belum punya e-KTP namun sudah berusia 17 tahun,"
katanya, Minggu (19/1/2020).
Dewi mengatakan, saat ini di Kota Palembang ada 17 ribu data
calon pembuat e-KTP pemula. Menurutnya, sejumlah calon pemiliki e-KTP pemula
tersebut siap cetak atau Print Ready
Record (PRR).
"Kalau yang lain seperti rusak, hilang, berubah status dan
lainnya kita berdasarkan skala prioritas, termasuk untuk perubahan masa berlaku
menjadi seumur hidup belum bisa dicetak," katanya.
Diungkapkan Dewi, adanya skala prioritas untuk pencetakan e-KTP
tidak terlepas karena terbatasnya kuota blangko yang disediakan. Dalam sebulan
hanya 500 keping suplay dari pusat. Jumlah ini tidak cukup untuk mencetak semua
data yang sudah menunggu.
"Bukan hanya 17 ribu yang siap cetak, tapi untuk yang rusak
atau hilang jumlahnya juga besar sekitar 35 ribu, sehingga tak sebanding
dengan ketersediaan blangko," katanya.
Untuk tahun ini, ujarnya, pemerintah pusat menyiapkan 6
juta blangko KTP dan 900 ribuan diantaranya sudah didistribusikan ke daerah.
"Saya sedang melakukan lobby ke pusat, secepatnya sudah tahu dapat berapa,
namun yang pasti lebih banyak dari biasanya," jelasnya.
Sementara itu Rizki, warga Bukit Baru Palembang menyatakan,
sejak September 2019 telah mengajukan
pencetakan e-KTP karena hilang. Untuk sementara Disdukcapil memberikan Surat
Keterangan (Suket) yang berfungsi seperti e-KTP.
“Prosesnya lambat sekali. Berapa pekan lalu saya kesana, tapi
belum juga dicetak. Apakah tidak ada nomor urut untuk data yang harus dicetak.
Nanti sudah lama nunggu takutnya malah didahului orang lain," jelasnya.
(Ara)