![]() |
Pemerintah Kelantan, Malaysia, dipimpin DR Ihzani Husein, melaksanakan kunjungan kerja ke Pemerintah Kota Palembang. (foto/ist) |
PALEMBANG,
SP -
Pemerintah Kelantan, Malaysia, dipimpin DR Ihzani Husein, melaksanakan
kunjungan kerja ke Pemerintah Kota Palembang untuk belajar pengelolaan sampah
dan lingkungan kepada Pemkot Palembang yang sudah 12 kali berturut-turut meraih
Adipura.
“Palembang dahulu kota yang kotor, kini menjadi daerah yang bersih. Oleh karena
itu, kami ingin mempelajari, agar Kelantan menjadi kota yang bersih,” ujar DR
Ihzani.
Ia menerangkan, Palembang dipilih sebagai obyek studi, dikarenakan memiliki
kemiripan secara budaya dan sosial masyarakat. Palembang juga memiliki
kemiripan dari sisi bahasa yang memudahkan dalam komunikasi.
"Kami juga merancang antara Kota Palembang dengan Kota Baru sebagai kota
yang bersahabat. Sesama rumpun melayu kita harus memperkuat persaudaraan dan persatuan,”
ujar Ihzani.
Staf Ahli Wali Kota Palembang, Herly Kurniawan mengatakan, Pemkot Palembang
memiliki cita-cita mengembalikan sungai sebagai aset utama dalam menunjang
perekonomian dan kegiatan masyarakat. Salah satu upaya melestarikan aset
tersebut adalah dengan menjaga kebersihannya.
"Pemerintah Palembang memiliki dua program unggulan yaitu gotong royong
dan subuh berjamaah. Gotong royong bertujuan untuk menggerakan moral, kesadaran
masyarakat, guna bersama-sama menyadari dan menjaga kebersihan serta
kelestarian lingkungan," tuturnya.
Dijelaskannya, untuk program subuh berjamaah merupakan upaya pemerintah kota
untuk mewujudkan masyarakat dan Palembang yang religius dan madani.
Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Palembang, Alex
Ferdinandus, mengatakan, dalam pengelolaan persampahan ada dua cara yang
dilakukan. Yakni cara modern dan konvensional.
“Tapi, hal utama yang harus dilakukan dalam pengelolaan sampah adalah bagaimana
menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk bersama-sama menjaga kebersihan
lingkungan,” ujar Alex.
Ia melanjutkan, melalui program gotong royong yang dilaksanakan setiap pekan
secara serentak di kecamatan dan kelurahan, sampah di anak sungai, sungai,
drainase maupun permukiman dibersihkan dan bisa diminimalisir.
Upaya lain, ungkapnya, Palembang menerapkan pengomposan dan bank sampah di
sejumlah kawasan, antara lain di Kalidoni dan menerapkan insinerator. Dengan
insinerator, sampah akan diubah menjadi energi listrik dan sisa pembakaran
dapat dimanfaatkan untuk pembuatan batako. (Kar)