Notification

×

Tag Terpopuler

Jago Bahasa Arab, Abie Bercita-cita Jadi Dokter

Tuesday, January 14, 2020 | Tuesday, January 14, 2020 WIB Last Updated 2020-01-14T02:34:14Z
Santri Pondok Pesatren Ar Riyadh Palembang, Abie Al Ghifary. (foto:ist)

PALEMBANG, SP - Bahasa Arab bukan sesuatu bahasa yang mudah untuk dipahami, apalagi anak milenial cenderung mempelajari bahasa inggris, seiring dengan kemajuan teknologi saat ini. Selain itu, sulit untuk dipelajari menjadikan bahasa yang lumrah dipakai di Negara Timur Tengah dan Afrika Utara ini minim diminati kalangan pelajar saat ini.

Namun, tidak bagi seorang, Abie Al Ghifary, anak muda masih mengeyam pendidikan di Pondok Pesantren Ar-Riyadh Palembang ini mampu menjawab kesulitan itu dengan segudang prestasi yang telah dimilikinya.

Bukan sekedar asal bisa saja, Abie, begitu sapaan karibnya, menerapkan bahasa tersulit di muka bumi itu dalam bentuk pidato. Hasilnya luar biasa, dia kerap menjadi juara ketika berlomba pidato dalam bahasa Arab. Tahun 2017, Abie kecil pernah juga menjuarai lomba pidato berbahasa inggris, meskipun  hanya mendapat juara III.

Remaja yang bercita-cita menjadi dokter ini, juga sempat menjuarai lomba pidato bahasa Arab di lingkungan Pondok Pesatren Ar Riyadh Palembang, tempat sang penceramah mengenyam pendidikan. Dia baru duduk di kelas 1 Madrasah Aliyah, namun sudah bisa membanggakan kedua orang tuanya melalui sejumlah prestasi yang telah dicapainya.

Anak muda yang lahir pada 19 Juni 2005 ini mengaku, untuk mencapai kesuksesan tersebut dibutuhkan kerja keras. Bahkan, untuk ikut dalam ajang perlombaan saja, dia harus meluangkan waktu selama 2 minggu agar bisa tampil maksimal.

“Persiapan  2 minggu. Sebelum hari H. Saya menulis pidato, lalu dihapal setiap hari, subuh, siang dan menjelang tidur,” cakap Abie memulai wawancaranya bersama Sumsel Pers.

Kendati telah menorehkan segudang prestasi, Abie mengaku jika belajar bahsa arab sangat sulit untuk dilakukan. Menurutnya, bahas arab memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi karena bukan bahasa yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

“Dalam prose hafal juga harus teliti sekali. Persaingan juga cukup berat, karena teman-teman sudah ada yang jago bahkan sampai tartil bahasa arab,” ucap dia.

Menurut Abie, waktu yang tepat dimanfaatkan untuk meghafal adalah usai shalat Shubuh hingga matahari terbit. Waktu ini dinilainya menjadi momentum untuk menghafal yang baik ketimbang waktu lainnya.

“Ketika tampil jangan grogi, itu yang saya tekankan terus kak. Begitu berdiri melihat audiens, lalu baca doa dalam hati dan semua berjalan dengan lancar tanpa hambatan. Alhamdulillah bisa juara,” ungkap pemenang tingkat Nasional Hadroh di Bandung, 26 Novemver 2019 lalu ini.

Bbersama teman-temannya, Abie telah banyak mengoleksi sejumlah gelar juara seperti menduduki peringkat pertama lomba hadroh tingkat Kota Palembang melalui Pospekot tingkat Palembang, Pospeda tingkat provinsi pada 7 Oktober 2019, dan Pospenas tingkat Nasional tanggal 26 Oktober 2019, semua juara pertama.

Meskipun, prestasi yang ditorehnya baru sebatas ruang lingkup internal sekolahnya saja, tapi Abie tidak ingin patah arangdan akan terus meningkatkan kemampuan bahasanya agar bisa bersaing dikanca yang lebih tinggi baik nasional hingga internasional.

“Dukungan orang tua tentu selalu menjadi motivasi bagi saya dalam meraih prestasi, terutama, pesan dan nasehat ayah nya tercinta. Untuk melatih mental dan ingin menularkan kecintaan bahas arab ke anak-anak generasi milinial. Karena saat ini, anak-anak sudah sibuk dengan gadget,” pesan mulia dari seorang Abie. (Kar)
×
Berita Terbaru Update