Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), Herman saat membuka acara Forestival Walhi Sumsel di Ballroom Hotel Swarna Dwipa Palembang, Rabu (22/1/2020). (foto/ist) |
PALEMBANG, SP - Gubernur
Sumatera Selatan (Sumsel), Herman Deru berharap kegiatan Forestival Wahana
Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sumsel menghasilkan rekomendasi kepada
pemerintah Provinsi dan kabupaten/kota se-Sumsel tentang pengelolaan lingkungan
hidup.
Harapan
ini iungkapkan Deru usai menghadiri kegiatan Forestival Walhi Sumsel dengan
tema "Mendorong Kebijakan Sektor Lingkungan Hidup yang Berkeadilan dan
Lestari di Sumatera Selatan" di Ballroom Hotel Swarna Dwipa Palembang,
Rabu (22/1/2020).
"Kita butuhkan rekomendasi dari kegiatan
seperti ini. Tetapi, saya inginkan rekomendasi yang benar-benar detail.
Misalnya apa yang harus dilakukan disetiap daerah - daerah yang tentu memiliki
permasalahan tentang lingkungan yang berbeda," ungkap Deru.
Lebih lanjut, Deru juga memberikan apresiasi
atas diselenggarakannya Forestival Sumsel yang dilakukan WALHI bersama mitra
Selamatkan Hutan dan Lahan Melalui Perbaikan Tata Kelola (SETAPAK) dseperti The
Asia Foundation, Hutan Kita Institute (HAKI), Pilar Nusantara, Lembaga Bantuan
Hukum (LBH) Palembang dan Perkumpulan Lingkar Hijau.
"Satu tahun lebih saya jadi Gubernur. Saya
ingat sudah terlibat langsung 4 kali kegiatan WALHl. Jadi hampir setiap
triwulan kegiatan WALHI selalu saya hadiri. Ini sebagai bentuk komitmen Pemerintah
Sumsel terkait lingkungan hidup," ujarnya.
Dia mengatakan, dalam sejumlah kesempatan selalu
menyuarakan upaya untuk memperbaiki dan menjaga lingkungan menjadi tugas bersama.
Dicontohkannya, alam Sumsel yg sudah "dijamah" manusia sejak zaman
dahulu sebagai tanda jika sejak itulah eksploitasi dilakukan.
"Pada kesempatan ini saya mengajak untuk
menghentikan perusakan lingkungan dan mari kita jaga. Kita harus lebih agresif
terutama menghentikan laju eksploitasi lingkungan, karena saya tidak ingin eksploitasi
hutan dilakukan semaunya," tegas Deru.
Menurutnya, berbagai upaya telah dilakukan
Pemerintah Provinsi Sumsel dalam menjaga kelestarian lingkungan, diantaranya
dengan menginstruksikan pembuatan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
harus benar- benar dilakukan penelitian terlebih dahulu. Kemudian, dia juga
memberikan contoh lainnya yaitu ada 63 perusahaan tambang di Sumsel yang
ditutup karena tidak melalukan reklamasi.
"Mari bersama kita memikirkan rekomendasi
tersebut, termasuk rekomendasi ke masyarakat karena kita ingin mengajak
masyarakat juga mampu menjadi pengawas dan perduli terhadap lingkungan
sekitarnya," ditambahkan Deru.
Sementara itu, Direktur WALHI Sumsel, M Hairul
Sobri mengatakan, pihaknya bersama mitra SETAPAK telah melakukan berbagai upaya
dalam menjaga lingkungan hidup, diantaranya mendorong peningkatan kapasitas dan
monitoring terhadap advokasi kasus- kasus lingkungan hidup, melakukan
pendampingan hukum kepada masyarakat, kemudian mendorong jaringan nasional dan
internasional untuk melakukan upaya monitoring
hingga akar rumput untuk advokasi berkelanjutan.
"WALHI Sumsel juga mengapresiasi langkah
yang dilakukan Gubernur Sumsel yang telah melakukan monitoring perizinan
perusahaan dan tidak mengeluarkan izin baru terkait HTI dan tidak memperpanjang
izin perusahaan yang bermasalah," ungkapnya. (Kar)