![]() |
PALEMBANG, SP - Hingga kini Bungalow
yang dibangun di Pulau Kamaro belum menjadi sumber penerimaan PAD bagi
Pemerintah Kota Palembang. Mirisnya lagi bangunan yang minim fasilitas
pendukung itu terkesan terbengkalai.
Padahal, setiap tahunnya Kota Palembang memiliki kalender event pariwisata
perayaan Cap Go Meh di Pulau Kemaro. Dimana setiap kali perayaan tersebut
digelar, selalu dipadati pengunjung dari berbagai daerah, bahkan wisatawan dari
luar negeri.
Tapi sayangnya, keberadaan ribuan pengunjung yang singgah di Pulau Kemaro tersebut belum memberikan dampak
signifikan bagi okupansi 10 bungalow yang dibangun Pemerintah Kota Palembang
itu.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Palembang Isnaini Madani mengatakan, potensi
pariwisata yang ada di kawasan itu tidak kalah dengan Resort Tegal Mas,
Lampung. Bahkan, dari sisi fasilitas seperti air bersih dan listrik sudah sejak
lama dipersiapkan sebagai sarana pendukung pembangunan kawasan resort Pulau
Kemaro.
Setidaknya masih butuh penambahan 5-10 unit bungalow beserta fasilitas
lainnya. Seperti resepsionis, meeting room, gedung aula, dermaga hingga
jembatan penghubung agar kapal-kapal pariwisata bisa bersandar.
Menurutnya, untuk membangun resort maka tidak cukup kalau hanya 10 bungalow.
Pemkot Palembang membangunnya hanya sebagai pancingan bagi pihak-pihak yang
ingin berinvestasi.
"Sebab, jika mengandalkan dana APBD saja sangat tidak cukup. Karena
biaya pembangunan besar kita coba selalu tawarkan ke pihak investor untuk
penggelolaan," katanya, Selasa (28/1/2020)
Sejauh ini, baru dari PT Pegadaian (Persero) yang telah berupaya untuk
menata area Kampung Air sebagai penunjang fasilitas Bungalow.
"Wisatawan yang stay di Bungalow tentu butuh lokasi-lokasi wisata yang
bisa mereka kunjungi, nah Kampung Air serta Festival Cap Gomeh inilah kita
harap akan bisa membantu menyedot atensi pelancong untuk singgah,"
jelasnya.
Isnaini mengatakan, memang ada rencana pembangunan jembatan gantung yang
akan menghubungkan untuk menuju ke area Bungalow tersebut. Dana yang
dipergunakan berasal dari Kementerian PUPR. "Detailnya mungkin bisa
ditanya ke PU," ujarnya.
Ia berharap dihidupkannya kawasan itu bisa menambahkan pendapatan daerah
dari sektor pariwisata. Karena jika berkaca dari tahun 2019 saja yang identik dengan peristiwa kabut asap,
realisasi pendapatan daerah bagi Kota Palembang dikisaran Rp 65 miliar.
"Itu lebih besar jika dibandingkan saat ada Asian Games. Artinya,
potensi pariwisata kita masih sangat menjanjikan. Bahkan kedepan kita kan MoU
dengan Pemkot Bandar Lampung terkait kerjasama pengembang pariwisata,"
katanya. (Ara)