![]() |
Ilustrasi (foto/net) |
PALEMBANG, SP – Kepala BPPD Kota Palembang, Sulaiman Amin
mengatakan, jam kerja yang panjang dinilai menjadi penyebab terjadinya
manipulasi absensi yang dilakukan 60 orang pegawai di jajannya tersebut.
Menurutnya, tingginya
mobilitas pegawai dalam menghimpun pendapatan daerah hingga malam hari pemicu
terjadinya absensi dengan modus menggunakan jari teman satu kantor yang
dilakukan para pegawai bandel tersebut.
"Tuntutan kerja
tinggi, kadang mereka ada yang kerja sampai malam, pagi harus ke lapangan dan
belum ke kantor lagi untuk absen. Dengan kondisi ini mungkin terbesit mereka
untuk nitip absen. Tapi prinsipnya mereka masuk kerja. Silakan saja cek di
semua OPD ada yang seperti ini," katanya, Selasa (14/1/2020).
Sulaiman mengatakan,
dibalik tindakan tidak disiplin yang dilakukan pegawainya tersebut, pihaknya mengaku
telah mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari 11 pajak menjadi
Rp836 miliar di 2019. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun
sebelumnya hanya mencapai Rp760 miliar saja.
"Pegawai kami ini
banyak di lapangan, jadi kadang tidak sempat absen. Tapi pendapatan kita dalam
6 bulan kerja sudah bagus dari tahun lalu," katanya.
Meski demikian,
tindakan tegas berupa surat peringatan tetap diberikan pada para pegawainya
agar tidak mengulangi hal serupa. BKPSDM pun telah mereset mesin absensi untuk
mengantisipasi tindakan yang sama dikemudian hari.
"Sudah direset,
ditutup bahkan diawasi BKPSDM, rasanya tidak mungkin lagi. Sebenarnya hal ini
terjadi bukan di kita saja, tapi di tempat lain juga ada," akuinya.
Sebelumnya, 60 pegawai
yang bandel tersebut telah diberikan SP 1 oleh
Sekretaris Daerah Kota Palembang, Ratu Dewa karena dianggap telah
melakukan pelanggaran.
Tak hanya itu, 60 pegawai
tersebut masih dalam pengawasan masih dalam tahap pengawasan, jika terbukti
melakukan manipulasi absensi kembali, maka akan diberikan sansi berupa
penundaan pembayaran gaji berkala hingga penurunan pangkat sampai pemberhentian.
(Ara)