PALEMBANG, SP -
Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumatera Selatan (Sumsel) menggelar acara
Komunikasi Kebijakan Bank Indonesia kepada stakeholders, bersama wartawan dari
berbagai media cetak dan elektronik, juga Generasi Baru Indonesia (GenBI) dan
Wirausaha Binaan Bank Indonesia (WUBI), Senin (13/1) .
Acara ini juga sekaligus sebagai ajang pamitan Kepala BI
Perwakilan Sumsel Yunita Sari yang pindah tugas ke kantor pusat BI di Jakarta,
dan penggantinya dijabat Hary Widodo.
“Sumsel masih mencatat pertumbuhan ekonomi yang tinggi
karena, perekonomian Sumsel sudah semakin solid ditopang oleh komoditi.
Komoditi utama ada di komoditi batubara, kelapa sawit, dan karet, juga kopi dan
ada juga ditunjang oleh proyek-proyek infrastruktur seperti jalan-jalan yang di
perbaiki,” ujar Yunita Sari, pada acara yang digelar di Lynne Cafe and Resto,
Jalan Kiranggo Wirosentiko, Bukit Kecil, Palembang, itu.
Lebih lanjut Yunita mengungkapkan, proyeksi pertumbuhan
perekonomian Sumsel ke depan tetap tinggi, yaitu ada rentang 5,6 persen hingga
6 persen. Sedangkan terkait dengan inflasi di Sumsel berada pada kisaran 2,06
persen yang relatif sangat rendah, oleh sebab itu inflasi kenaikan harga di
Sumsel relatif terjaga.
“Inflasi terjaga karena pasukan tercukupi yang semula kita
bergantung dengan daerah lain, sekarang bisa diproduksi oleh daerah-daerah
Sumsel sendiri,“ ucapnya.
Masih kata Yunita, inflasi terjaga di Sumsel ini karena,
pasokan tercukupi yang semula bergantung dengan daerah lain, sekarang bisa
diproduksi oleh Sumsel sendiri. Ditunjang juga dengan distribusi yang lancar
secara bertahap inflasi terjaga, yang mana ini dapat mendorong penurunan angka
kemiskinan karena daya beli masyarakat Sumsel terjaga, dan suplai barang juga terpelihara.
“Harapannya BI Sumsel bisa mendukung target pertumbuhan
ekonomi Sumsel bisa meningkat lagi pada
tahun ini,” katanya.
Sumsel merupakan daerah yang memiliki modal kuat untuk
meningkatkan perekonomiannya. Meskipun pertumbuhan ekonomi tinggi tapi harga
terkendali ini potensi yang perlu dikembangkan. salah satunya melalui
pemberdayaan UMKM.
“Pengembangan UMKM sektor kopi yang merupakan komoditas
layak ekspor dari Sumsel. Ditambah lahan kopi di Sumsel ini luas tapi produknya
belum terlalu dikenal, nanti akan kami kembangkan dan sinergikan dengan program
yang lain. Supaya bisa dari hulu hingga hilir,” katanya. (dkd)