Ilustrasi UMKM. (foto/net) |
PALEMBANG, SP – Jumlah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di
Kota Palembang terus bertambah dengan diiringi persaingan bisnis. Namun, sektor
modal, akses pemasaran dan manajemen keuangan masih menjadi faktor penghambat
susahnya UMKM untuk dapat naik kelas atau berkembang.
Kepala Dinas Koperasi
dan UMKM Kota Palembang, Ana Heriana mengatakan, tiga faktor tersebut masih
menjadi tantangan bersama untuk dapat meningkatkan perkembangan UMKM yang ada
di Kota Palembang.
"Untuk itu, upaya
yang dilakukan juga dengan mempermudah mereka mendapatkan permodalan untuk
membesarkan usaha, selain juga dari sisi pemasaran harus di tingkatkan bisa
melalui kerjasama dengan ritel modern ataupun memanfaatkan teknologi,"
katanya.
Juana mengatakan,
selain dari permodalan dan akses, hal lain yang juga tak kalah penting yang
harus dibekalkan pada pelaku UMKM, yaitu manajemen pengelolaan keuangan.
"Karena dominan
pelaku UMKM ini Ibu Rumah Tangga (IRT), khususnya yang masih mikro maka terkadang
keuangan dalam usaha dicampurkan untuk kebutuhan rumah tangga, padahal ini
perlu terpisah, agar usaha bisa berjalan baik secara keuangan," jelasnya.
Tingginya tingkat
persaingan saat ini, ungkapnya, menuntut UMKM untuk meningkatkan daya saing melalui
inovasi dan kreativitas. "Ini kita perlu tingkatkan dari segala bidang,
karena persaingan tak yang dari lokal saja, tapi juga internasional,"
ujarnya.
Sementara itu, Pemkot
Palembang sendiri telah melakukan upaya peningkatan daya saing melalui permodalan
yang sudah diluncurkan sejak 2017 lalu. Dimana pemkot melalui program kredit
usaha rakyat (KUR) khusus bagi pelaku UMKM yang diberikan tanpa bunga dan
agunan dengan nilai platform pinjaman sebesar Rp3 juta.
"Program ini
sudah berjalan sejak 2017, dimana pada tahun tersebut sudah ada 1.000 UMKM yang
mendapatkan bantuan ini. Kemudian 2018 ada 2.000 UMKM, 2019 ada 4.000 UMKM dan
tahun ini masih ditargetkan sama dengan tahun lalu," katanya.
Menurutnya, bagi UMKM yang
memiliki riwayat peminjaman yang baik atau membayar tepat waktu, maka pada tahun
berikutnya bisa melakukan peminjaman lagi.
Sementara itu, Dia
mengakui, berkaitan dengan daya saing, peningkatan perkembangan UMKM naik kelas
dari mikro menjadi kecil kemudian menengah dan seterusnya pelaku UMKM perlu adanya
pemicu.
"Peningkatan daya
saing kita juga dipengaruhi, jika ada tuntutan kondisi. Seperti ada event
internasional, UMKM kita terpacu untuk lebih meningkatkan kualitas agar mampu
dilirik ataupun ikut dalam event," katanya. (Ara)