Notification

×

Tag Terpopuler

Anak Sungai Palembang Minim Pompa

Monday, January 20, 2020 | Monday, January 20, 2020 WIB Last Updated 2020-01-20T03:47:46Z
Ilustrasi (foto/net)
PALEMBANG, SP Minimnya tersedianya pompa air yang sejumlah anak sungai kota Palembang menjadi salah satu penyebab banjir yang melanda beberapa kawasan Kota Palembang.  Penyediaan pompa di sejumlah anak sungai Palembang menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi pemerintah Kota Palembang dalam mengatasi permasalah banjir.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Palembang, Ahmad Bastari Yusak mengatakan, saat ini Kota Palembang hanya memiliki enam pompa di sejumlah anak sungai. Seperti di kawasan Kapten A Rivai, IBA, Mayor Ruslan Simpang 5, 26 Ilir dan Bay Salim.

"Baru di enam anak sungai saja. Minimnya pompa yang dimiliki menjadi PR Pemerintah Kota Palembang selanjutnya demi mengentas permasalahan banjir," katanya, Minggu (19/1/2020).

Selain itu, dari 28 kolam retensi yang ada di Palembang, diakuinya, pompa air baru ada di Kolam Retensi Brimob dan IBA. "Idealnya setiap kolam retensi itu ada pompa, minimal 1 pompa. Tapi sejauh ini kolam yang dilengkapi pompa hanya baru Kolam Retensi IBA, satu pompa ini dengan kapasitas 600 liter perdetik," katanya.

Bastari tidak menampik, jika pengadaan pompa air membutuhkan sekitar Rp1 miliar termasuk untuk rumah pompa. Selain itu, setelah dipasang harus ada yang bertanggungjawab untuk pemeliharaan. "Karena anggarannya bertahap, maka pengadaannya pun bertahap," ujarnya.

Wakil Walikota Palembang Fitrianti Agustinda mengatakan, berdasarkan topografinya Palembang merupakan kota dengan 60 persen rawa-rawa. Sehingga sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Kota Palembang nomor 11/2012 tentang daerah rawa, ada prosedur dan penilaian tertentu mengenai pembangunan kolam retensi dan hal lainnya di sekitar daerah rawa.

Fitrianti menegaskan, pembangunan kolam retensi ini penting tapi harus dirawat dan jangan sampai terjadi sendimentasi seperti yang di Kolam Retensi IBA baru-baru ini. "Lumpur mengendap, ini harus dikeruk," ujarnya.

Selain itu, untuk mengatasi banjir, instansi terkait harus memperhatikan mana rawa konservasi dan budidaya. Meski tidak mengetahui jumlah luasan rawa yang tersisa, namun ia memastikan pasti ada pengurangan. "Di kawasan yang banyak permukiman baru, seperti Gandus, harus ada cek ulang perbandingan jumlah dulu dan sekarang," katanya. (Ara)

×
Berita Terbaru Update