PAGARALAM, SP - Serangan harimau Sumatera terhadap warga Pagaralam dan Tanjung Sakti
dua bulan terakhir memukul dunia pariwisata di Bumi Besemah itu menyusul
turunnya arus kunjungan wisatawan.
Ketua DPRD Pagaralam Jenny Sandiyah
mengungkapkan, pihaknya sangat prihatin atas serangan harimau di Kota
Pagaralam. Untuk itu pihaknya duduk bersama pemangku kepentingan guna mencari
solusi bagaimana mengembalikan harimau itu ke habitatnya.
"Harimau menyerang manusia
lokasinya tidak jauh dari hutan lindung. Artinya habitat mereka terganggu dan
saat ini kita cari tahu bersama penyebabnya," kata Jenny, saat diskusi di
Rumah Dinas DPRD Pagaralam, kemarin.
Akibat serangan harimau itu, kata
Politisi Partai Nasdem ini, cukup banyak yang dirugikan seperti pengelola
pariwisata dan petani takut untuk berkebun. Dampak lainnya kunjungan wisata
sepi dan terjadi pembatalan penginapan. Padahal, serangan harimau ini lokasinya
cukup jauh dari tempat wisata sehingga kunjungan wisata masih aman meskipun
harus tetap waspada.
"Banyak pihak yang hadir untuk
diskusi saat ini seperti penggiat dan pengelola wisata, awak media, pemerhati
lingkungan, petani kopi, dan pihak-pihak yang peduli akan fenomena munculnya
harimau yang tengah viral di Kota Pagaralam ini. Diskusi ini untuk mencari tahu
penyebab harimau ini muncul menampakan diri," ungkapnya.
Ditambahkan Jenny, dalam waktu dekat
pihaknya akan mengundang pihak eksekutif, BKSDA dan instansi terkait untuk
mencari solusi. Intinya, teror ini harus disudahi agar kondisi Kota Pagaralam
tetap kondusif dan aman.
"Kita juga harus instropeksi
diri. Salah apa kita, salah apa masyarakat Kota Pagaralam. Jadi akan kita
carikan jalan terbaik agar hal ini cepat teratasi," tuturnya.
Sementara itu, Pengelolah Villa MTQ
Dian mengungkapkan, menyebarnya kabar serangan harimau ini cukup merugikan
pihaknya. Dalam dua pekan ini, lebih dari 100 wisatawan membatalkan
bookingannya. Padahal, momen akhir tahun inilah yang ditunggu-tunggu.
"Momen akhir tahun sangat
ditunggu karena kunjungan akan banyak. Namun, malah sebaliknya wisatawan malah
membatalkan kunjungan," tutur dia.
Dengan kondisi yang ada saat ini,
jelas Dian, pihaknya terpaksa merumahkan sejumlah pegawai untuk mengirit
pengeluaran.
"Kami berharap ada solusinya.
Saat ini kalangan anggota dewan sudah membuka diri dan peduli. Untuk itulah,
harus ada pos-pos pemantau agar wisatawan aman berkunjung ke Kota
Pagaralam," kata dia, dikutip dari globalplanet.news.
Turut hadir dalam diskusi anggota DPRD Pagaralam
seperti Hengky Bintoro, Zifni Amir, Yumisah, Fandri Tohari, Abdul Fikrianto,
Didi Buhori, Jenny Sandiyah, Sahardi dan Nanto Ciken. (repi)