PALEMBANG, SP - Pemerintah Kota Palembang mengklaim berkeberatan jika harus menerima taman di sepanjang bawah jalur Light Rail Transit (LRT) lantaran kondisinya yang kurang terawat. Sebab, hal ini hanya akan menambah cost operasional perawatan taman saja.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (PRKP), Affan Prapanca Mahalli menjelaskan, pihaknya meminta agar pihak PT Waskita Karya membenahi dulu kondisi taman tersebut, sebelum diserahkan ke Pemkot.
Affan mengatakan, dari hasil identifikasi dan inventarisir kondisi taman di sepanjang jalur LRT, tepatnya dari titik nol Bandara SMB II sampai titik 100 di Jakabaring dengan total 23,4 Km, cukup banyak perbaikan yang harus dilakukan. Sehingga setelah diterima tidak akan menbebani pihaknya.
"Kami siap menerima asalkan kondisinya diperbaiki dan layak untuk diterima," katanya, Kamis (5/12/2019).
Affan mengatakan, saati ini taman disepanjang jalur LRT, masih dalam pengelolaan PT Waskita dan belum diserahkan ke Pemkot Palembang. "Mereka memang pernah mengadakan pertemuan dengan kami, terkait penyerahan. Namun ada catatan dari hasil identifikasi dan inventarisir yang kami lakukan," katanya.
Affan menerangkan, perbaikan yang diharus dilakukan seperti jenis tanam-tanaman, kemudian medianya mana yang layak dan mana yang perlu dilakukan perbaikan.
"Kami juga meminta bantuan ke pihak Waskita agar tidak menyerahkan mentah-mentah seluruh taman tersebut, karena hal itu berkaitan dengan cost anggaran. Apalagi anggaran kita kedepan bukannya naik tapi turun," katanya.
Affan mengaku telah menyusun laporan terkait rencana serah terima taman disepanjang jalur LRT tersebut, bahkan sudah diserahkan ke Walikota. Hanya saja, untuk serah terima taman, pihak Waskita harus memperbaiki terlebih dahulu.
"Jujur saja, kami berat jika memang harus memelihara taman ini dan ditakutkan akan mengorbankan yang lain," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Prasarana, Sarana dan Utilitas (PSU) Dinas PRKP, Asmuandi mengatakan, untuk perawatan serta pembuatan aman tidak semudah seperti yang dibayangkan. Apalagi hampir seluruh media taman disepanjang harus diganti.
"Dari pengecekan kami, pihak Waskita ini hanya memberikan humus dan pecah-pecahan aspal sisa pembangunan masih memenuhi media tanam. Berkali-kali sudah kami kasih contoh, tapi tidak dilaksanakan," ungkapnya.
Sebenarnya tidak ada masalah dengan pembuatan taman. Tapi memang ada masalah dari cara menanammya. Contohnya, mulai dari Bandara SMB II ada beberapa pear yang terlihat subur karena media tanamnya telah diganti dengan benar.
"Kalau masih tetap bertahan dengan cara mereka, hasilnya tidak akan pernah sempurna," ujarnya. (Ara)