Penanaman budi pekerti sejak dini, siswa TK pun laksanakan upacara setiap senin dan hari besar nasional (foto/raf) |
PALEMBANG, SP - Permendiknas Peraturan
Mendikbud Nomor 21 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti dikeluarkan
karena Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mewajibkan kembali
hal-hal lama yang sudah ditinggalkan.
Seperti diungkap
Kepala Bidang SD Disdik Kota Palembang Bahrin, S.Pd.MM, hal-hal seperti upacara bendera setiap
Senin, piket bergilir membersihkan kelas, menyanyikan lagi Indonesia Raya,
sampai memberikan salam hormat kepada setiap guru saat akan mengajar. “ini perlu di wajibkan kembali, apalagi di Kurikulum
2013 penguat pendidikan karakter lebih ditonjolkan,” tegasnya.
Menurut Bahrin,
Penumbuhan budi pekerti diwajibkan karena tujuan pendidikan itu
pembentukan karakter budi luhur. Karakter budi luhur terdiri dari moral dan
kinerja. Moral wujudnya jujur, kesopanan, beriman, dan sejenisnya. Sedangkan
kinerja wujudnya tangguh, tuntas, tidak pantang menyerah, rajin, dan
berpengetahuan. “Jangan dipisahkan antara budi pekerti
dan ilmu pengetahuan,”jelasnya.
“Budi pekerti bukan urusan moral saja.
Keduanya harus disatukan, karena sama-sama tujuan pendidikan. Tentu kita tidak
ingin ada siswa yang jujur tetapi tidak berpengetahuan. Jadi gerakan penumbuhan
budi pekerti ini bukan sekadar karena ada masalah. Tetapi memang sebagai
sesuatu yang harus dijalankan,”ujarnya.
Oleh karena itu lanjut Bahrin, untuk menumbuhkan budi pekerti, piket kelas
secara bergilir perlu tetap diwajibkan. “ Jika piket
membersihkan kelas ini dihidupkan kembali, sekolah sudah tidak memerlukan lagi
cleaning service. Sekaligus bisa melatih tanggung jawab siswa menjaga
lingkungannya belajar,”jelasnya
Lebih lanjut bahrin mengatakan, selain kegiatan tersebut untuk
menumbuhkan budi perkerti dan penguat karakter peserta didik siswa juga diberikan porsi
untuk mengembangkan potensi dirinya. Caranya dengan memberikan kesempatan
membaca buku di luar buku pelajaran sebelum jam hari pelajaran dimulai dengan
durasi 15 menit. Kemudian waktu untuk berdoa bersama dan menyanyikan lagu
Indonesia Raya atau lagu lainnya, mungkin antara 3 sampai 5 menit. Saya rasa
kok tidak akan sampai mengganggu jam belajar.
Menurut Bahrin, Penumbuhan budi pekerti ini
bukan hanya untuk siswa. Tetapi juga untuk warga sekolah, termasuk guru hingga
kepala sekolah. Tantangannya nanti adalah menjadikan guru dan kepala sekolah
sebagai teladan bagi siswa-siswanya.
“Guru dan kepala sekolah harus
disiplin ketika ingin menumbuhkan sikap disiplin siswanya. Guru dan kepala
sekolah tidak bolos supaya siswa-siswanya tidak bolos. Guru dan kepala sekolah
harus sopan supaya siswa-siswanya ikut sopan. Intinya budi pekerti seluruh
warga sekolah harus tumbuh semuanya. Bukan kepala sekolah atau guru yang
menanamkan budi pekerti kepada siswanya saja. Sedangkan mereka tidak mau
berbudi pekerti juga,”urai Bahrin
bahrin juga menekankan kepada seluruh Kepala sekolah agar bendera harus
dilaksanakan setiap hari senin dan hari besar lainnya. “Upacara bendera itu baik untuk dilaksanakan. Bagi siswa yang menjadi
petugas secara bergiliran, akan membiasakan diri menjadi pemimpin dan
menjalankan tanggung jawab. Bagi kepala sekolah, upacara bendera setiap Senin
itu menjadi seperti briefing akbar dengan semua warga sekolah,”ujarnya.
Bahrin menjelaskan, mungkin forum antara kepala
sekolah dengan guru-guru sudah ada tersendiri. Tetapi dengan seluruh siswa,
belum tentu ada. “Untuk itu diperlukan kegiatan upacara bendera setiap Senin.
Kepala sekolah yang menjadi pembina upacara, bisa menyampaikan agenda-agenda
sekolah dalam sepekan ke depan dan informasi-informasi lainnya,”kata Bahrin(raf)