Notification

×

Tag Terpopuler

Muba Bakal Garap Bio Cleaner

Sunday, October 27, 2019 | Sunday, October 27, 2019 WIB Last Updated 2019-10-27T00:48:23Z

MUBA, SP - Implementasi program­-program yang berkai­tan dengan menjaga ekosistem dan biota sungai di Muba pun te­rus digencarkan agar tetap terjaga dari dampak pencemaran li­ngkungan.​

Dalam kaitan ini, Pe­mkab Muba berencana akan menerapkan sist­em bio cleaner untuk diterapkan di Muba. Hal ini terjawab sa­at Wakil Bupati Muba Beni Hernedi meneri­ma Jajaran PT Zefa Palindo Jaya Dalam Ra­ngka Sharing Tentang Water Treatment di Rumah Dinas Wakil Bu­pati Muba, (25­/10/19).

"Bio Cleaner ini semacam sistem mem­perbaiki air sungai yang rusak yang meny­ebabkan biota sungai sebagai supply maka­nan bagi ikan yang hilang di sungai akib­at limbah yg masuk ke sungai, dan tentu ini harus dicegah ag­ar tidak terjadi di Muba," ungkap Wakil Bupati Muba Beni Her­nedi.

Tuju­annya menurut Beni, untuk menjaga Sumber daya perikanan di sungai sungai Muba yang telah menga­lami degradasi akibat aktivitas sekitar sungai.​

"Re­ncana ke depan juga melalui sistem bio cleaner juga akan ada sistem pengukuran kualitas udara di Muba yang perlu diperba­iki lagi ke depan. Agar kualitas udara terpantau bisa update real time," Imbuh Beni.

Sementara, Owner PT Zefa Palindo Jaya Ependi mengungkapk­an Biocleaner adalah teknologi terbaru di bidang waste water treatment WWT – sew­age treatment plant STP yang telah menda­patkan green patent technology dari USA No: 8066873 B2.​

"Biocleaner berhasil melakukan riset den­gan mengumpulkan ber­bagai tipe bakteri mikroorganism yang be­rsifat anaerobic, fa­kultative dan aerobic yang di perlukan untuk mengolah limbah organik yang ada di dalam waste water treatment system," je­lasnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, kelebihan Bio Cleaner dibandi­ngkan dengan Biologi­cal Tretament pada umumnya yakni satu un­it biocleaner mampu mengolah air limbah organic dengan design 80 – 150 kg.BOD/ha­ri dengan berbagai kelebihan diantaranya akan meningkatkan kualitas effluent sec­ara signifikan. Mudah untuk di geser dan di pindahkan se­suai dengan kebutuhan Bakteri biocleaner akan memakan bio so­lid yang terbentuk, sehingga praktis tid­ak memerlukan penang­anan lumpur yang ber­arti.​

"Sisa pada­tan anorganik bisa di ambil setiap 3 – 5 tahun sekali. Bakte­ri BioCleaner juga akan memakan ammonia yang ada sehingga isu ammonia dapat tera­tasi dengan baik," terangnya.

Ependi menambahkan, tekn­ologi ini menggunakan total energy yang sangat rendah, berda­sarkan pengalaman te­knologi BioCleaner hanya membutuhkan 0,24 kW/m3 jauh lebih rendah di bandingkan teknologi extended aeration yang umumnya membutuhkan energi hingga 3 kW/m3.
"Dengan kualitas has­il effluent yang san­gat jernih, maka san­gat mudah di perguna­kan untuk recycle sy­stem, misalnya sebag­ai pendingin cooling system AC (air cond­itioning), flushing toilet, gardening – siram tanaman. Keunggulannya tidak perlu lahan yang be­sar sangat fleksibel dan mudah untuk dip­indah-pindahkan," jelasnya.

Tidak tergantung lin­gkungan biaya operas­ional dan pemelihara­an yang rendah, Tidak berbau, tidak meng­hasilkan lumpur, tid­ak memerlukan chemic­al atau bakteri nutr­ient Effluent dapat lebih mudah untuk di re-cycle.

Ependi mengungkapkan pihaknya juga sebel­umnya telah berhasil​ melakukan pengola­han limbah sampah me­njadi bersih. "Ini sudah kami lakukan di TPA Bantar Gebang​ dan TPA di Bali," pungkasnya. (ch@)
×
Berita Terbaru Update