Suasana belajar sekolah filial di SDN 238 Palembang (foto/raf) |
PALEMBANG, SP - Pendidikan sangat penting
untuk dilaksanakan oleh setiap insan, termasuk anak jalanan dan putus sekolah juga menjadi pusat perhatian pada
jaman ini. Sekolah filial yang
merupakan program dari pemerintah kota Palembang yang mana memberikan
kesempatan kepada anak jalanan dan putus sekolah untuk mengenyam pendidikan
di sekolah filial tersebut. Salah satu
siswa sekolah filial Clara Marta Dwiyanti yang saat ini kelas 4 malu untuk
belajar lagi malah dia lebih bersemangat lagi karena bisa ikut belajar di
sekolah filial tersebut.
Saat ditemui di
SD Negeri 238 Palembang yang merupakan sekolah induk tingkat SD dari sekolah
filial Palembang ini , Clara terlihat serius memperhatikan gurunya yang sedang
menjelaskan pelajaran, walau belajar di teras kelas namun tak membuatnya malas
belajar.
"Ya tadi
habis mid semester lanjut belajar seperti biasa, saat belajar seperti ini saya
bersyukur bisa lanjut sekolah lagi belajar bersama teman-teman yang lain, kenal
banyak teman juga," katanya, Kamis (3/10/2019).
Dengan polos clara
mengaku dulu sebelum lanjut sekolah lagi di sekolah filial, dirinya sempat
belajar di SDN 118 Palembang yang beralamat di Jalan Sukabangun II Soak Simpur.
"Ya sempet belajar di SDN 118 tapi waktu itu gak ada yang nganter ke
sekolah jadi gak lanjut sekolah lagi," ujarnya
"Saya senang
bisa lanjut belajar lagi, dan berjanji akan mengikuti pelajaran dengan baik di
sekolah dan berharap tidak lagi putus sekolah, saya ingin setelah lulus dari SD
akan melanjutkan ke SMP, " katanya yang bercita-cita ingin menjadi dokter
ini.
Kepala SDN 238
Palembang Niswaini Corie mengatakan belajar mengajar untuk siswa siswi program
sekolah filial sudah berjalan selama 3 hari. "Total yang daftar SD ini ada
39 orang tapi yang datang hanya 12 orang saja," ujarnya saat ditemui di
ruangannya.
"Dengan
rincian kelas 6 ada 1 orang, kelas 5 ada 1 orang, sisanya kelas 4 ada 10 orang.
Kami gabungkan mereka bersama siswa reguler supaya bisa dapat teman tapi tadi
sempat belajar di teras kelas karena ruang kelas kami terbatas sedang dibangun
namun tak membuat guru dan anak-anak ini (siswa sekolah filial) malas
belajar," jelasnya.
Sementara terkait
guru yang mengajar siswa yang mengikuti sekolah filial ini, Niswaini sudah
membagi dan mengatur guru-gurunya. "Yang kelas 4 diajar guru kelas 4,
begitu pula kelas 5 dan 6 ada gurunya masing-masing," ujarnya.
"Saat belajar
pun kami tak menekan mereka agar bisa mengerti dengan pelajaran namun kami
berikan kelonggaran agar mereka tak meresa jenuh, mereka kan sudah lama gak
belajar di sekolah jadi kita sebagai guru harus mengerti juga dengan keadaan
mereka," katanya.
Untuk seragam dan
lainnya, pihak sekolah membantu siswa dan siswi dari program sekolag filial ini
dengan memberikan baju batik. "Wali siswa juga ada yang bantu, untuk
bantuan yang bertahap karena gak bisa langsung keluar dananya," ujarnya
“Mudah-mudahan
mereka yang belajar di sekolah filial ini dapat mengikuti pelajaran sampai
menyelesaikan pendidikan di SkeolahDasar dan bisa melanjutkan kejenjang
pendidikan berikutnya,”harapnya(raf).