Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota (DLHK), Alex Fernandus (foto/net) |
- ISPU Tertinggi 448 Berbahaya
PALEMBANG, SP - Kepekatan asap beberapa hari belakangan kian pekat, bahkan berdasarkan Indek Standar Pencemaran Udara (ISPU) kualitas udara rata-rata tidak sehat hingga berbahaya terutama malam hingga pukul 04.00 WIB mencapai 448. Sehingga diharapkan mengurangi aktifitas di luar ruangan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota (DLHK), Alex Fernandus, upaya terkait kualitas udara semakin buruk maka DLHK melakukan sosialisasi jangan membakar sembarangan seperti sampah dan ini sudah di koordinasi jika pada Skala besar dengab Badan Penanggulangan Bencana dan Kebakaran (BPBK).
"Memantau Kualitas udara kita punya alat untuk melihat ISPU ini, untuk di ISPU ada standar baku, posisi rata-rata Kota Palembang saat ini 96 pm atau partikel debu (range 0-50 sehat) 50-100 sedang. Jadi kita disposisi sedang," katanya.
Nah, jika ISPU rata-rata di atas 150 sampai 200 tidak sehat, 200 sampai 300 sangat tidak sehat, kalau diatas 300 berbahaya. Untuk ISPU ini Partikel debu bisa terlihat 24 jam yang mana dilihat dari PM10-nya.
"Indikator per jam malam dan pagi hari yang tinggi bisa mencapai 200 untuk malam, bahkan pernah tertinggi 448 di pukul 04.00 WIB (sangat berbahaya). Tapi hitungan ISPU rata-rata per 24 jam, kalau pada saat merah tidak keluar rumah selama musim kabut asap ini," jelasnya.
Wakil Walikota Palembang, Fitrianti Agustinda mengatakan, harus ada edaran ke sekolah-sekolah terkait asap, apalagi jika kualitas udara memang tidak sehat. Menurutnya, harus ada koordinasi antara OPD, seperti Dinas Kesehatan (Dinkes), D
DLHK, Dinas Pendidikan (Disdik).
"Kita lakukan persiapan, seperti warning tingkat kualitas udara dari DLHK soal kabut asap kapan ispu tinggi, Dinkes siapkan masker dan antisipasi terkait layanan kesehatan dan Disdik masuk sekolah bisa diundur dan esktra kurikuler dikurangi sampai diliburkan, jika kondisi memburuk, " terangnya.
Kepala Dinkes Kota Palembang, Letizia dari Dinas Kesehatan, ada upaya meningkatkan petugas, dan mendata kasus ISPA. "Kita bisa lihat data yang ada, bahwa bulan Agustus di minggu ketiga sudah ada peningkatan 5 sampai 7 persen baik dari anak dan dewasa, untuk itu kami Sudah membagikan surat edaran untuk waspada ISPA di kabut asap ini," jelasnya.
Untuk kesiapan masker, pihaknya ada sekitar 3.200 boks masker, dimana ini berasalan dari Anggaran didinas kesehatan, namun untuk khusus anggaran bencana semacam ini, tidak ada. Karena selain penganggaran lewat Dinkes, juga bisa minta bantuan lembaga terkait.
Adapun Pembangian masker, sudah pernah dilakukan baik sekolah, maupun ke jalan - jalan, kedepan juga akan lebih diperluas seperti ke mal atau layanan publik lain. "Kita koordinasi untuk minta bantuan kepada pihak ketiga," katanya. (Ara)