PALEMBANG, SP - Ketua Pengprov Woodball Sumsel Sunnah NBU tak ingin mematok target tinggi dalam ajang olahraga PON Papua 2020 mendatang.
Mengingat saat ini cabor Woodball di hadapkan beberapa kendala, salah satunya yakni minimnya jumlah atlet yang ikut berlaga di PON mendatang, saat ini saja Cabor Woodball hanya di ikuti sekitar 8 atlet yang terdiri dari 4 putra dan 4 putri, wajar jika target tersebut dikatakan sangat realistis.
Selain itu Faktor finansial pun menjadi masalah vital bagi para atlet untuk mendapatkan pembinaan yang layak.
"Kalau untuk PON kita nggak muluk muluk target kita hanya satu medali saja, karena untuk pembinaan saja kita "seperti kucing" Pindah pindah, kita sudah mengajukan di JSC sampai hari ini terkait maslah pendaaan," ujar Sunnah saat di wawancarai Senin (9/9/2019) sore.
Bahkan bukan hanya itu dirinya juga mengatakan telah meminta bantuan kepada pihak swasta untuk meringankan pendanaan namun hal tersebut nyatanya sulit terealisasi.
"Untuk pembinaan para atlet kita juga sudah mencoba mengajukan ke pertamina, namun disana mereka minta dana sebesar 2 juta sekali latihan itu yang buat kita berat, untuk saat ini sementata kita melakukan latihan di DPRD provinsi palembang," lanjutnya.
Sementara itu ketika di tanya terkait kabar dihentikannya audisi umum beasiswa bulu tangkis PB Djarum karena dituding sebagai ekspolitasi anak. Sunnah secara tegas menolak tanggapan tersebut, menurutnya sebutan ekploitasi anak tidaklah tepat.
Apalagi baginya eksploitasi adalah memperkerjakaan anak di bawah umur, sedangkan yang dilakukan PD Djarum adalah melakukan pembinaan untuk para pebulutangkis sejak usia dini.
"Ekspolitasi anak bukan seperti itu, yang dimaksud dengan ekploitasi anak adalah memperkerjakan anak di bawah umur, kalau atlet kan dibina, jadi tidak ada eklploitasi anak dalam Olahraga, seperti woodball saja sejak umur 2 tahun sudah dilatih, jadi lebih bagus," bebernya
"Sementara untuk Logo sendiri kalau menurut saya itu tidak juga kalu kita berbicara lebih jauh bintang bintang iklan itu ada yang baru lahir, Jadi konotasi ekpoitatasi anak ketika dihubungkan dengan hukum," lanjutnya (Nis)