Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Sumsel Robert Heri saat menerima penghargaan Subroto 2019 yang diserahkan Menteri ESDM Ignasius Jonan (foto/lan) |
JAKARTA, SP - Berbagai prestasi terus diraih provinsi Sumatera Selatan di bawah kepemimpinan Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru dan Wakil Gubernur Sumatera Selatan Mawardi Yahya (HDMY). Kali ini provinsi Sumsel meraih juara 1 provinsi pengelola dana bagi hasil (DBH) terbaik dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) .Atas prestasi tersebut Sumsel menerima anugerah penghargaan Subroto 2019. Penghargaan diterima oleh Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Robert Heri dari Menteri ESDM Ignasius Jonan, disaksikan Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya pada Jumat (27/9) malam bertempat di grandball room Djakarta Theater.
Penghargaan Subroto 2019 sendiri diambil dari nama Menteri Pertambangan dan Energi periode 1978 -1988. Penghargaan Subroto 2019 telah dilaksanakan untuk ke-tiga kalinya.
Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya mengungkapkan rasa bangga atas prestasi tersebut. Menurutnya pemprov Sumsel berkomitmen terhadap kepatuhan PNBP. "Bangga atas prestasi ini. Bentuk dan komitmen kita terhadap kebijakan pusat. Banyak perusahaan yang juga merasa terbantu dalam pengelolaan pajak. HDMY terus berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat Sumsel", tuturnya.
Sementara Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Sumsel Robert Heri mengucapkan rasa syukur tak terhingga atas penghargaan Subroto 2019. "Ini bentuk apresiasi atas komitmen kita mengkoordinasikan perusahaan minerba di Sumsel untuk patuh membayar pajak. Sumsel memberikan kontribusi 20 hingga 30 % untuk PNBP", katanya.
Dalam sambutannya pada penyerahan penghargaan Subroto 2019 Ignasius Jonan mengatakan dari hasil pertemuan pada sidang umum PBB yang membahas perubahan iklim beberapa waktu lalu saat dirinya mendampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla terungkap sidang PBB berkomitmen untuk mengembangkan energi terbarukan apa pun bentuknya, termasuk Indonesia. "Untuk mencegah pemanasan global kita harus mengembangkan energi terbarukan seperti fosil dan listrik. Dampak yang akan terjadi bila kita tidak segera mengembangkannya akan terjadi polusi dan akan banyak pulau yang hilang. Kita ketaui sebagian masyarakat Indonesia tinggal di wilayah pesisir. Jika pemanasan global terjadi wilayah pesisir ini akan tertutup air", jelasnya.
Menteri Ignasius Jonan meminta kepada para stake holder sektor ESDM untuk segera membuat hilirisasi, reklamasi, dan reboisasi pasca tambang. Menurutnya semua pihak harus punya konsen terhadap pengembangan energi terbarukan terutama bagi PLN. Pada kesempatan tersebut Ignasius Jonan mengucapkan terima kasih kepada stake holder yang telah mengadakan liistrik gratis.
"Masih ada lima ratus rumah di Indonesia yang tidak mampu membayar pemasangan sambungan listrik. Saya minta semua stake holder bisa membanntu. Nah dengan adanya listrik gratis ini sudah mengurangi kesenjangan bagi masyarakat Indonesia", pungkasnya.
Ignasius Jonan juga menyampaikan apresiasi kepada stake holder atas partisipasi dan keterlibatannya dalam penyelenggaraan anugerah penghargaan Subroto 2019. Kepada para stake holder migas Ignasius Jonan menekankan untuk bergerak lebih cepat mengikuti perubahan dunia, terutama energi terbarukan, terlebih tren volatilas hasil tambang, minyak, dan gas berubah-ubah. (Rel/Lan)