![]() |
M Wafi Raihan dan Fadhilah Nur Arafah siswa SMAN 17 Raih Prestasi di FLS2N dalam Karya Kriya Putra dan Putri (foto/raf) |
PALEMBANG, SP - Siapa sangka sendok nasi dan staples bekas disulap menjadi miniatur
Kapal Sriwijaya dan Jembatan Ampera berhasil memukau para juri dalam Festival
dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) di Lampung, Jumat (20/9/2019) lalu.
Dua
orang siswa SMAN 17 Palembang yakni M Wafi Raihan dan Fadhilah Nur Arafah dalam
karyanya memiliki Keberanian memilih bahan baku logam, proses kreatif dalam
memilih ide dan ketelitian membuat detil karya menjadi pertimbangan dewan juri
memutuskan medali emas dan sertifikat 10 karya terbaik untuk mereka berdua
yang mewakili Sumatera Selatan untuk
cabang kriya putra serta kriya putri.
Fadhilah
yang akrab disapa Dila mengaku sempat tidak percaya diri dengan karyanya
mengingat ada 66 karya lain dari seluruh Indonesia yang tak kalah bagusnya.
Namun
berkat motivasi dari guru pembimbing, siswa kelas XI ini berhasil menyelesaikan
proses pembuatan sekaligus mempresentasikannya dengan baik.
"Alhamdulillah, mulai dari proses persiapan hingga presentasi berjalan
lancar," ujar putrid dari pasangan Sumantri dan Marwiyah ini.
Wafi
juga sempat gugup karena proses pembuatan diawasi dengan ketat oleh panitia dan
dewan juri. Namun berkat latihan yang dia lakukan sebelum lomba, dia dapat
menyelesaikan karyanya tepat waktu. "Alhamdulillah, atas izin Allah karya
saya terpilih sebagai pemenang," katanya.
"Tak
lupa saya ucapkan terima kasih kepada kedua orangtua yang selalu mendukung,
guru pembimbing juga untuk sekolah dan dinas pendidikan yang telah
memfasilitasi saya dalam meraih prestasi," kata siswa kelahiran Tangerang,
12 Oktober 2002 ini.
Dijelaskannya,
Kapal Sriwijaya dipilih mengingat Sumatera Selatan tak lepas dari kejayaan Kerajaan
Sriwijaya. Pelayaran Maritim Sriwijaya ditemukan dalam relief Candi
Borobudur.
Dalam
relief tersebut terlihat kapal sriwijaya berupa kapal layar bercadik ganda yang
terbuat dari kayu. Pemilihan bahan logam jenis stainless menurut Wafi agar
menimbulkan kesan mewah dan menarik.
Sementara
itu, Dila juga menguraikan bahwa pemilihan jembatan Ampera didasari karena
jembatan hasil pampasan perang itu adalah icon Kota Palembang yang menjadi
objek wisata sejarah.
"Banyak
nilai yang bisa kita ambil dari sejarah berdirinya jembatan yang kokoh itu.
Saya memilih bahan baku staples karena mudah didapatkan dan memberi kesan
mengkilap pada karyanya. Jadi tampak elegan," tambahnya.
Kepala
SMA Negeri 17 Palembang, Dr .Parmin, S.Pd .MM mengatakan prestasi yang diraih oleh siswa SMAN
17 dibidang kriya FLS2N ini bukan yang pertama kali. Tahun lalu siswa SMAN 17
juga meraih medali perak untuk cabang kriya putra. “Syukur
Alhmadulillah kehadirat Allah SWT, dan
juga terima kasih kepada guru pembimbing dan tentunya komite SMAN 17 yang
selalu mendukung program-program unggulan sekolah sehingga prestasi yang
terbaik dipersembahkan oleh siswa/siswi sekolah ini,”ujarnya.
Menurutnya, Kewajiban kami
memfasilitasi mereka untuk mengembangkan diri seluas-luasnya. "Semoga
kedepannya siswa dan guru SMA Plus Negeri 17 semakin termotivasi, Dan kami memberikan apresiasi berupa reward
untuk siswa juga guru yang berprestasi dan mengharumkan nama sekolah,"
tutupnya. (Raf)