PALEMBANG, SP - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG) mencatat kualitas udara di Palembang, Sumatera Selatan, masuk status
bahaya. Status ini tidak terlepas dari kabut asap yang menyelimuti sejak beberapa pekan terakhir.
Status berbahaya naik sekitar pukul 06.00 WIB.
Hingga saat ini status berbahaya masih bertahan pada angka konsentrasi 436,02
mikrogram.
Peningkatan status berbahaya ini terlihat juga
di beberapa titik di Kota Palembang, yang kini diselimuti kabut asap pekat dan
tercium bau bekas bakaran menyengat. berdasarkan catatan BPBD Sumatera Selatan,
ada 281 hotspot.
Dari jumlah itu, mayoritas titik hotspot berada
di Ogan Komering Ilir.
"Berdasarkan data Lapan, ada 281 titik hotspot di
Sumatera Selatan. Data dari pukul 06.00 WIB," kata Ansori.
Berdasarkan informasi yang
diterima ini Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan meminta agar
pihak sekolah mencermati perkembangan udara yang terus berfluktuasi, dan
memundurkan jam masuk sekolahnya kembali yang salama ini diedaran kemarin jam
08.00 ke jam 09.00 (jika kondisi di sekolahnya menyentuh area merah).
Selain itu kata Widodo, agar asap
tidak menganggu kesehatan para peserta didik, pada saat proses belajar mengajar
agar kabut asap tidak masuk ruang pintu
dan jendela sekolah untuk sementara ditutup, menaruh tanaman di dalam kelas
untuk menjaga oksigen, memasang tirai yang dibasahi. “pihak sekolah pun harus mengingatkan
siswa selalu memakai masker, dan terus banyak minum,”ujarnya.
“sekolah yang berada di daerah dalam katagori parah (buruk),
kegiatan belajarnya fakultatif yakni siswa diberi tugas khusus sesuai dengan
mata pelajaran yang seharusnya berlangsung untuk kemudian dikerjakan di rumah.
Sekaligus, sambung Widodo
dengan memaksimalkan kelas maya (internet), dengan tidak mengurangi jam dan
hari dalam satu tahun yang harus dilaksanakan, “Sehingga bisa saja diliburkan
namun tetap mengerjakan mata pelajaran,” ujar Widodo.
Selanjutnya kita terus akan
lakukan evaluasi dari hari ke hari mudah-mudahan kebakaran segera dapat diatasi. (Raf)