![]() |
PALEMBANG, SP - Belum adanya hujan selama musim kemarau ini dan permukaan Sungai Musi mulai menyusut, sementara permintaan air bersih terus meningkat. Meski demikian diakui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Musi belum menjadi kendala yang berarti.
Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirta Musi Palembang Andi Wijaya mengatakan, akibat hal tersebut sehingga penyaluran air bersih ke daerah ujung menjadi lebih kecil. Wilayah yang terkena dampak aliran air menjadi mengecil adalah Talang Jambe, Sukarame, Gandus, Talang Putri, Mata Merah, Sukawinatan, Sako, Tegal Binangun dan Karya Jaya.
"Di dalam musim kemarau ini wilayah inilah yang akan terganggu saluran air bersihnya," ujarnya, Kamis (12/9/2019).
Andi mengatakan, kendati saat ini pemakaian pelanggan meningkat namun pihaknya tidak bisa meningkatkan kapasitas produksi. "Untuk saat ini PDAM masih aman, bahkan kami masih memproduksi air sama dengan jumlah debit air ketika musim hujan," jelasnya.
Saat ini saluran air bersih yang terganggu ada di wilayah Sako Baru tepatnya di Jalan Pangeran Ayin Komplek BSD. Berdasarkan laporan wilayah ini sudah tidak menerima saluran air bersih sejak tiga hari yang lalu.
"Kalau di daerah ini kemungkinan terkena dampak karena ada pencucian WTP borang jadi distributor airnya terganggu, namun saat ini sedang dalam proses penormalan," katanya.
Selama musim kemarau yang tengah berlangsung saat ini, kata Andi ada penurunan debit dari dari dua sumber air baku untuk air bersih PDAM Tirta Musi Palembang, yakni Sungai Ogan dan Sungai Musi. "Muka air terendah di Sungai Ogan turun hanya 42 centi. Ini terendah. Kalau di sungai Musi muka air terendah 120 centi sedangkan pada musim hujan 230 centi," jelasnya.
Dijelaskannya, setiap periodik iklim bulan kering, Palembang termasuk yang mengalaminya yaitu tiga bulan di bawah 100 mm3. Puncak kemarau yang terjadi pada Agustus sampai Oktober memang mempengaruhi masyarakat di mana permintaan masyarakat menjadi meningkat yaitu berkisar 4.400.
"Kebutuhan pelanggan capai 4400 liter perdetik sedangkan kapasitas 4.000 liter per detik. Jadi meskipun kemarau tidak masalah. Kita sudah antisipasi dan atasi itu. Produksi air 2.3 juta meter per detik. Malah tinggi musim kemarau. Meskipun neraca air sudah negatif," katanya.
Selama musim kemarau dan penyurutan debit air dari dua sumber air baku ini, kata Andi pihaknya melakukan pemeriksaan secara rutin secara periodic melakukan pemasangan pompalangsung ke badan sungai, mencari kobocoran secara aktif, pemeliharaan pompa secara disiplin, koordinasi dengan PLN agar tidak ada pemadaman (pelanggan premium), sosialisasi penghematan air kepada pelanggan, call center 0711 355 222.
"Memang selama perawatan berkala pada saat musim surut air sungai ini, di intake Karang Anyar kita temukan banyaknya sampah plastic yang menyumbat mesin utama," katanya. (Ara)