Salat Istsiqah SDN 143 (foto/raf) |
PALEMBANG, SP - Menyikapi
bencana kemarau panjang yang disertai dengan adanya kabut asap sebagai akibat
banyaknya lahan kering yang terbakar SD
Negeri 143 yang beralamat di Jl. Kadir TKR Lr. Syailendra, 36 Ilir, Kec.
Gandus, pada hari Jumat, 30 Agustus 2019 melaksanakan Shalat Istisqa
bersama di depan halaman sekolah tersebut.
Kegiatan
ini diselenggarakan untuk memohon dan memanjatkan do`a kepada Allah agar
wilayah Provinsi Sumsel khususnya Palembang, dapat diturunkan hujan. Dalam
pelaksanaan kegiatan tersebut diikuti sebanyak 350 siswa/ siswi yang terdiri
dari kelas IV, V dan VI siswa sekolah ini. meraka terlihat antusias dan
khusyu`melaksanakan Salat Istisqa berjamaah.
Kepala
SD Negeri 143 Palembang Rismawati, S.Pd.SD menerangkan, bahwa memang setiap
Jumat di SD yang ia pimpin ini khusus untuk kegiatan islami.
"Biasanya
kamu setiap Jumat itu baca yasin bersama, nah hari ini setelah baca yasin
langsung dilanjut salat Istisqa bersama guru, staf dan siswa," ujarnya.
Kegiatan
ini merupakan bentuk keprihatianan para siswa-siswi serta guru di sekolahnya
atas musibah kekeringan yang melanda wilayah Sumsel, yang sudah berlangsung
lama. Kemarau panjang tersebut berimbas terhadap kebakaran hutan.
Menurut
Risma, salat Istisqa digelar selain sebagai sarana pendidikan kepada murid
namun lebih utama kondisi Palembang yang sudah lama tidak diguyur hujan serta
kondisi kebakaran lahan yang parah. “Karena kondisi daerah yang mengkhawatirkan
itulah sekolah tergugah dan melaksanaka salat istisqa berjamaah bersama para
siswa dan siswi SD Negeri 143,” terangnya.
Mgs
Aslan, S.PdI Selaku guru agama dalam tausiahnya mengatakan, “Beberapa
bulan ini, beberapa daerah sedang mengalami musim kemarau panjang. Banyak
daerah yang kekeringan, susah mencari air bersih, bahkan terjadi kebakaran
hutan yang mengakibatkan bencana kabut asap di mana-mana. Ada beberapa
upaya dilakukan untuk mengatasi musim kemarau salah satunya dengan membuat
hujan buatan. “Namun sesungguhnya, ada satu lagi upaya yang tidak hanya
mengandalkan kekuatan tenaga dan pikir semata.Tetapi upaya ibadah, memohon
kepada Allah Sang Maha Kuasa, Yang Maha Segalanya, Yang menciptakan musim
kemarau dan yang mengirimkan hujan, yakni mengadakan salat istisqa, salat
minta hujan” tuturnya.
"Kami juga berharap apa yang sudah dilaksanakan hari ini akan mampu
menjadi contoh dan apa yang menjadi hajat kami hari ini senantiasa dikabulkan
oleh Allah," katanya.
Dia
juga mengatakan selain meminta hujan kepada yang Maha Kuasa di musim kemarau
panjang, kegiatan salat sunnah Istisqa juga mengajarkan kepada anak-anak.
"Agar
mereka tahu, begini tata cara salat Istisqa dan agar mereka tahu betapa
butuhnya kita kepada Allah, betapa butuhnya kita terhadap pertolongan Allah.
Dan hanya kepada Allah kita menyembah dan kepada Allah juga kita memohon
pertolongan," jelasnya.
Sementara
itu, salah seorang murid Lativa kelas VI B berharap bencana kekeringan segera
berakhir. ”Saya juga dapat mendoakan saudara saya agar bencana kabut asap bisa
teratasi,” ujar Lativa. (Raf)