Notification

×

Tag Terpopuler

Difisit Siswa Di Sekolah Swasta, Akibat Jalur Zonasi

Monday, September 09, 2019 | Monday, September 09, 2019 WIB Last Updated 2019-09-09T09:48:38Z

Ketua Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Palembang Drs H Asnawi CK MM (foto/raf)
PALEMBANG, SP - Perguruan sekolah swasta di Provinsi Sumatera Selatan semakin gelisah, pasalnya angka siswa yang masuk setiap tahunnya semakin menurun, sehingga beberapa sekolah swasta terancam tutup karena tak bisa menutupi biaya operasional. Tak hanya di kota Palembang, bahkan nyaris di setiap daerah di Sumsel menghadapi permasalahan yang sama terkait penurunan jumlah siswa di sekolah swasta.

Ketua Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Palembang Drs H Asnawi CK MM mengatakan,  Salah satu faktor yang menyebabkan sekolah swasta defisit siswa yakni ketidakpatuhan sekolah negeri dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) pada awal tahun ajaran.

"Kelihatan jelas kalau sistem zonasi baik jenjang SD, SMP, dan SMA/SMK ini mempengaruhi banyaknya sekolah swasta yang tidak kebagian siswa," katanya, Senin (9/9/2019).

Dia melanjutkan terkait sistem zonasi yang diterapkan pemerintah dalam PPDB baik jenjang SD, SMP, SMA/SMK juga sangat berpengaruh.

"Banyak sekolah negeri yang melebihi daya tampung (overload) seperti menambah rombel/kelas. Jadi misalnya daya tampung hanya 10 kelas, malah menerima 11 kelas. Dan mirisnya lagi seperti di Lubuklinggau dari 16 sekolah swasta, 8 diantaranya nyaris gulung tikar alias terancam tutup," jelasnya.

Menurut dirinya bila sekolah swasta tidak diurusi maka lama-kelamaan akan bubar. Dan terkait hal ini pihaknya berharap lewat kegiatan pertemuan konsolidasi dan penguatan BMPS bisa membangkitkan dan memperkuat sekolah swasta.

"Kami juga melakukan pendataan sekolah mana saja yang tidak dapat atau kekurangan siswa. Selain itu juga menyampaikan pendapat ataupun saran perbaikan tentang pendidikan kepada anggota, masyarakat terutama kepada pemerintah," katanya.

Ditambahkan ketua Ombusman Sumsel, M. Adrian Agustiansyah SH MHum mengatakan bahwa masalah kekurangan siswa dari sekolah swasta disebabkan beberapa faktor diantaranya pendirian sekolah negeri tidak melihat kebutuhan sekolah sekitar. "Selain itu, penambahan Ruang Kelas Baru (RKB) tidak menghitung daya tampung sekolah lainnya terutama swasta," katanya. 

Seperti di kabupaten Lubuk Linggau, untuk tahun ini yang harus ditampung untuk jenjng SMA sebanyak 4.445 anak. Ternyata hampir seluruh anak-anak sekolah masuknya negeri semua. Karena untuk negeri saja daya tampungnya sudah tersedia 4.417 anak. 

"Artinya daya tampung negeri sudah sama dengan yang baru keluar (lulus SMP). Otomatis anak-anak larinya ke sekolah negeri semua," ujarnya.(Raf)

×
Berita Terbaru Update