Notification

×

Tag Terpopuler

Astra Daihatsu berikan Edukasi dan Sosialisasi Penyakit Thalasemia

Wednesday, September 18, 2019 | Wednesday, September 18, 2019 WIB Last Updated 2019-09-18T09:28:29Z
Suasana sosialisasi tentang penyakit Talasemia di SMKN 3 Palembang (foto/raf)
PALEMBANG, SP - Minimnya pengetahuan terhadap penyakit thalasemia Astra Daihatsu menggelar edukasi dan sosialisasi penyakit  thalasemia bagi siswa SMK Negeri 3 Palembang. Rabu (18/9/2019) aula sekolah ini. Meski thalasemia bukanlah penyakit menular, tapi penderita penyakit turunan (genetic) itu harus diminimalisir mengingat penderita thalasemia harus melakukan transfusi darah seumur hidup setiap bulan. penyakit ini juga bisa menyebabkan komplikasi penyakit lain di dalam tubuh dan bisa berakhir dengan kematian.

Sumber ini pun dikatakan langsung oleh pembawa Talasemia dan juga Ketua Persatuan Orangtua Penderita Thalassaemia Indonesia Sumsel Dian Agustini bahwa penyakit ini juga bisa dicegah. "Talasemia ini sebenarnya penyakit keturunan, jadi istilahnya kedua orangtua itu pembawa jadi sudah positif turun ke anak," ujarnya.

"Setiap kelahiran sebenarnya selalu ada kemungkinan jadi setiap 50 persen kelahiran bayi itu pasti menderita Talasemia. Yang 25 persen anaknya hanya membawa, sehat seperti saya atau 25 persennya dia gak bawa dan dia sehat. Jadi setiap kali kelahiran selalu ada kemungkinan itu. Hingga memang Talasemia ini memang harus disosialisasikan," katanya.

Penyakit ini bisa dicegah dengan pemeriksaan darah dari awal sebelum menikah. "Jadi begitu sepasang calon suami istri tahu positif membawa penyakit ini sebaiknya disarankan tidak menikah karena akan menurunkan penyakit tersebut, seandainya ada yang nanya gimana kalau cinta?," ujarnya.

"Cinta itu bisa dicari lagi kalau seandainya positif keduanya ya bila ingin menjadi orangtua yang bijaksana usahakan cari pasangan lain yang sehat yang tidak menurunkan penyakit itu dan tidak memperbanyak penderita terutama di Indonesia," kata ibu 3 orang anak ini.

Kenapa di Indonesia dan banyak di sini karena orang Indonesia ini sering menikah dalam satu keluarga terkadang satu rumpun. Dan sosialisasi ini sangat penting dan masyarakat banyak tidak tahu. Talasemia ini memang pure keturunan. 

"Saya punya 3 anak, anak pertama menderita Talasemia dan pembawa, anak kedua hanya pembawa, sehat seperti biasa dan bila besar nanti akan menikah wajib calon suaminya diperiksakan, dan anak ketiga yang termasuk 25 persen sehat dan tidak membawa," ujarnya.

Dan besar harapan wanita berhijab ini pemerintah bisa merangkul. "Merangkul anak-anak penderita Talasemia dan juga merangkul orangtuanya untuk melaksanakan sosialisasi seperti ini. Karena upaya preventif ini lebih bermanfaat ketimbang membiayai mereka ketika sakit," ujarnya.

"Dan penyakit ini tidak bisa disembuhkan. Yang sembuh itu ya yang kembali ke Allah.

Ada juga yang melakukan operasi sumsum tulang belakang dilakukan di luar negeri namun biayanya begitu besar maka dari itu kami ingin dirangkul oleh pemerintah. Dan menurut data kami pada Maret 2019 lalu ada sebanyak 271 anak-anak di Sumsel ini menderita penyakit Talasemia serta 52 orang lainnya penderita yang sudah dewasa," katanya.

Pembina UKS SMKN 3 Palembang Fithriana mengatakan, bahwa seminar yang diadakan oleh Astra Daihatsu ini sangat menarik dan merupakan sumber ilmu baru yang bisa didapar oleh siswanya. "SMK kami ini kan bukan basis untuk kesehatan namun dengan adanya kegiatan seperti ini menambah ilmu yang sangat baik hingga anak-anak bisa mengetahui apa penyakit Talasemia ini apa," ujarnya.

"Dan diharapkan dari kegiatan ini mereka bisa memberitahukan kepada teman-temannya yang lain. Kami juga berharap kegiatan seperti ini seminar kesehatan bisa diadakan setiap tahun," katanya. 

Talasemia merupakan salah satu jenis anemia hemolitik dan merupakan penyakit keturunan yang diturunkan secara autosomal yang paling banyak dijumpai di Indonesia dan Italia.

Enam sampai sepuluh dari setiap 100 orang Indonesia membawa gen penyakit ini. Kalau sepasang dari mereka menikah, kemungkinan untuk mempunyai anak penderita talasemia berat adalah 25%, 50% menjadi pembawa sifat (carrier) talasemia, dan 25% kemungkinan bebas talasemia. Sebagian besar penderita talasemia adalah anak-anak usia 0 hingga 18 tahun.
Sementara itu, Kepala Administrasi Daihatsu Palembang Deddy Irawan mengatakan kegiatan sosialisasi CSR dari Astra Daihatsu ini merupakan CSR berkelanjutan. "Kegiatan CSR sosialisasi Talasemia ini untuk screening awal mengetahui anak-anak ini ada keturunan Talasemia apa gak," katanya.

"Kami juga mengundang pembicara yang memang tahu tentang penyakit keturunan ini. Semoga dari kegiatan ini siswa dan guru juga bisa tahu apa sebenarnya penyakit Talasemia ini, penyebab penyakit ini apa. Setelah dari seminar ini kami akan melanjutkan dengan Fun Day di OPI Mall mengajak anak-anak yang ikut seminar ini," jelasnya.

Di kegiatan Fun day ini siswa diajak main dan nonton. Dan salah satu visi Astra Daihatsu adalah membantu masyarakat dan penyakit ini juga harus dikenalkan supaya siswa lebih tahu(Raf)
×
Berita Terbaru Update