Suasana sosialisasi tentang penyakit Talasemia di SMKN 3 Palembang (foto/raf) |
PALEMBANG, SP - Minimnya pengetahuan terhadap penyakit thalasemia
Astra Daihatsu menggelar edukasi
dan sosialisasi penyakit thalasemia
bagi siswa SMK Negeri 3 Palembang. Rabu (18/9/2019) aula sekolah ini. Meski thalasemia bukanlah penyakit menular, tapi penderita
penyakit turunan (genetic) itu harus diminimalisir mengingat penderita
thalasemia harus melakukan transfusi darah seumur hidup setiap bulan. penyakit
ini juga bisa
menyebabkan komplikasi penyakit lain di dalam tubuh dan bisa berakhir dengan
kematian.
Sumber ini pun dikatakan langsung oleh pembawa Talasemia dan juga
Ketua Persatuan Orangtua Penderita Thalassaemia Indonesia Sumsel Dian
Agustini bahwa penyakit ini juga bisa dicegah. "Talasemia ini
sebenarnya penyakit keturunan, jadi istilahnya kedua orangtua itu pembawa jadi
sudah positif turun ke anak," ujarnya.
"Setiap kelahiran sebenarnya selalu ada kemungkinan jadi
setiap 50 persen kelahiran bayi itu pasti menderita Talasemia. Yang 25 persen
anaknya hanya membawa, sehat seperti saya atau 25 persennya dia gak bawa dan
dia sehat. Jadi setiap kali kelahiran selalu ada kemungkinan itu. Hingga memang
Talasemia ini memang harus disosialisasikan," katanya.
Penyakit ini bisa dicegah dengan pemeriksaan darah dari awal
sebelum menikah. "Jadi begitu sepasang calon suami istri tahu positif
membawa penyakit ini sebaiknya disarankan tidak menikah karena akan menurunkan
penyakit tersebut, seandainya ada yang nanya gimana kalau cinta?,"
ujarnya.
"Cinta itu bisa dicari lagi kalau seandainya positif keduanya
ya bila ingin menjadi orangtua yang bijaksana usahakan cari pasangan lain yang
sehat yang tidak menurunkan penyakit itu dan tidak memperbanyak penderita
terutama di Indonesia," kata ibu 3 orang anak ini.
Kenapa di Indonesia dan banyak di sini karena orang Indonesia ini
sering menikah dalam satu keluarga terkadang satu rumpun. Dan sosialisasi ini
sangat penting dan masyarakat banyak tidak tahu. Talasemia ini memang pure
keturunan.
"Saya punya 3 anak, anak pertama menderita Talasemia dan
pembawa, anak kedua hanya pembawa, sehat seperti biasa dan bila besar nanti
akan menikah wajib calon suaminya diperiksakan, dan anak ketiga yang termasuk
25 persen sehat dan tidak membawa," ujarnya.
Dan besar harapan wanita berhijab ini pemerintah bisa merangkul.
"Merangkul anak-anak penderita Talasemia dan juga merangkul orangtuanya
untuk melaksanakan sosialisasi seperti ini. Karena upaya preventif ini lebih
bermanfaat ketimbang membiayai mereka ketika sakit," ujarnya.
"Dan penyakit ini tidak bisa disembuhkan. Yang sembuh itu ya
yang kembali ke Allah.
Ada juga yang melakukan operasi sumsum tulang belakang dilakukan
di luar negeri namun biayanya begitu besar maka dari itu kami ingin dirangkul
oleh pemerintah. Dan menurut data kami pada Maret 2019 lalu ada sebanyak 271
anak-anak di Sumsel ini menderita penyakit Talasemia serta 52 orang lainnya
penderita yang sudah dewasa," katanya.
Pembina UKS SMKN 3 Palembang Fithriana mengatakan, bahwa seminar
yang diadakan oleh Astra Daihatsu ini sangat menarik dan merupakan sumber ilmu
baru yang bisa didapar oleh siswanya. "SMK kami ini kan bukan basis untuk
kesehatan namun dengan adanya kegiatan seperti ini menambah ilmu yang sangat
baik hingga anak-anak bisa mengetahui apa penyakit Talasemia ini apa,"
ujarnya.
"Dan diharapkan dari kegiatan ini mereka bisa memberitahukan
kepada teman-temannya yang lain. Kami juga berharap kegiatan seperti ini
seminar kesehatan bisa diadakan setiap tahun," katanya.
Talasemia merupakan salah satu
jenis anemia hemolitik dan merupakan penyakit
keturunan yang diturunkan secara autosomal yang paling banyak dijumpai
di Indonesia dan Italia.
Enam
sampai sepuluh dari setiap 100 orang Indonesia membawa gen penyakit
ini. Kalau sepasang dari mereka menikah, kemungkinan untuk mempunyai anak
penderita talasemia berat adalah 25%, 50% menjadi pembawa sifat (carrier)
talasemia, dan 25% kemungkinan bebas talasemia. Sebagian besar penderita
talasemia adalah anak-anak usia 0 hingga 18 tahun.
Sementara itu, Kepala Administrasi Daihatsu Palembang Deddy
Irawan mengatakan kegiatan sosialisasi CSR dari Astra Daihatsu ini merupakan
CSR berkelanjutan. "Kegiatan CSR sosialisasi Talasemia ini untuk
screening awal mengetahui anak-anak ini ada keturunan Talasemia apa gak,"
katanya.
"Kami juga mengundang pembicara yang memang tahu tentang
penyakit keturunan ini. Semoga dari kegiatan ini siswa dan guru juga bisa tahu
apa sebenarnya penyakit Talasemia ini, penyebab penyakit ini apa. Setelah dari
seminar ini kami akan melanjutkan dengan Fun Day di OPI Mall mengajak anak-anak
yang ikut seminar ini," jelasnya.
Di kegiatan Fun day ini siswa diajak main dan
nonton. Dan salah satu visi Astra Daihatsu adalah membantu masyarakat dan
penyakit ini juga harus dikenalkan supaya siswa lebih tahu(Raf)