Tampak timsel komisi informasi sedang melakukan tes wawancara kepada calon anggota komisi informasi, rabu (11/9/2019) (foto/ana) |
PALEMBANG, SP - Seleksi Calon Anggota Komisi Informasi Sumatera Selatan periode 2019-2023 kini menyisakan 30 orang dan masuk dalam tahapan wawancara serta pembuatan karya tulis. Seleksi yang sudah dilakukan sejak bulan Mei lalu nantinya, para komisioner terpilih berjumlah 5 orang akan bertugas memberikan informasi dan menyelesaikan sengketa informasi yang terjadi di Provinsi Sumsel. "Seleksi hari ini untuk menggali minat dan semangat mereka. Kita menginginkan jika mereka sudah terpilih bisa dsn mengetahui tugas pokok dan fungsinya. Sebenarnya tidak ada persiaapan khusus dalam seleksi ini kecuali jika mereka (calon anggota) memahami esensi komisi informasi," ujar Ketua Tim Seleksi Komisi Informasi Provinsi Sumatera Selatan, Edward Juliartha, Rabu (11/9/2019).
Menurut Edward tes yang dilakukan selama 2 hari tersebut ditujukan untuk menggali informasi dari para calon komisi informasi. Untuk itulah para calon harus memiliki sikap baik, pengetahuan dan keterampilan untuk membawa Komisi Informasi yang memiliki visi kedepan sejalan dengan era keterbukaan yang diusung oleh Pemerintahan. "Dalam seleksi ini kami juga mengkonfirmasi apa yang harus dikonfirmasi oleh para kandidat. Kami mencoba menggali attitude, knowladge dan skil. Kami ingin menjalankan apa hang sudah diarahka gubernur dan wakil gubernur dalam mencari komisi yang berkualitas, dalam sisi pengetahuan, kemampuan sekaligus memiliki sikap dan perilaku yang baik," jelas dia.
Dari 30 orang tersebut nantinya didapatkan 15 peserta yang nantinya akan mengikuti seleksi lanjutan yakni Fit and Profertest (uji kelayakan) hingga terpilih 1 ketua dengan 4 anggota. Para calon Komisi Informasi akan dilihat bagaimana integritasnya dalam memetakan komisi informasi selama 4 tahun ke depan. "30 orang dilihat apakah sesuai kriteria kita, bagaimana mereka memahami tupoksi KI dapat berjalan baik. Kita lihat integritasnya, karena integritas ini mudah diucapkan, namun sulit di laksanakan. Para calon juga dituntut harus kreatif. Dia harus membuktikan saya punya semangat membawa KI lebih baik, dengan terobosan-terobosannya," jelas dia.
Dirinya menambahkan jika mereka yang akhirnya lolos ke tahap selanjutnya merupakan yang memiliki kemampuan lebih baik dari peserta lainnya. Komisi Informasi benar-benar mencari yang terbaik, menguasai persoalan dari lembaga tersebut. Menurutnya nantinya para peserta dinilai berdasarkan peringkat hasil dari tes wawancara dan pembuatan karya tulis. "Saya yakin semua kontestan memiliki kelebihan, semua yang kita inginkan. Namannya kontentasi ada penilaian dan peringkatan. Mungkin kalau tidak lolos bukan tidak mampu, tetapi ada yang yang batter than. Ini seleksi bukan mencari mampu dan tidak. istilahnya semua tergantung kodo dan kodar. Sejauh ini KI perlu peningkatan sana sini, kita mencari lebih baik. Kita mencari yang lebih sedikit komprehensif. Kita ingin sosok yang kuat mencari yang terbaik dari yang terbaik," jelas dia.
Terakhir, Edward mengharapkan siapa pun peserta yang terpilih akan menjalankan tugasnya guna memberikan informasi ke masyarakat. Komisi Informasi diharapkan dapat menjadi pelayan informasi publik sesuai undang-undang keterbukaan publik.
"Jika ada sengketa tentang informasi, atau masyarakat yang tidak mendapat pelayanan informasi publik dengan baik, dapat melaporkan dan mengajukan ke komisi informasi. Pemerintah sudah semakin terbuka, lebih responsif dan lincah sehingga masyarakat puas dengan pelayanan kita. Puas memang variatif, namun setidaknya memberikan kenyamanan dan merasa terlayani," tandas dia. (ana)