Guru Honor Sedang Mengajar (foto:ist) |
PALEMBANG, SP - Kepala Dinas Pendidikan kota Palembang H. Ahmad Zulinto, S.Pd.MM menegaskan
terkait adanya keluhan dari salah satu guru honor di SD Negeri Palembang mengenai pemotongan gaji bagi guru honor dengan SK
Walikota Palembang.
“Alasan apapun tidak boleh kepala sekolah memotong gaji guru honor.,”ungkap
Zulinto yang ditemui setelah membuka
kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) di gedung
serbaguna UIN Raden Fatah Palembang, Senin (26/8/2019)
Dia mengatakan, Kepala Sekolah dengan alasan apapun tidak boleh memotong gaji
guru honor. Gaji untuk guru honor sekolah dari sekolah tetap jalan jangan
dikurangi sedikit pun. “Kalau sebelumnya digaji Rp500 ribu seterusnya harus digaji Rp500 ribu.
Meskipun guru honor dari SK Walikota tetap tidak boleh dipotong,"
jelasnya,
Di tempat yang berbeda, Kepala SDN 184 Habibah yang ditemui di Dinas Pendidikan
kota Palembang mengatakan, dana untuk guru honor memang tidak boleh dipotong sedikit
pun. "Bahkan pajak dari gaji untuk guru honor itu pun urusan kepala
sekolah," katanya.
"Kalau di SDN 184 ini ada sebanyak 11 guru
honor yang megang kelas, dan 3 guru honor untuk mata pelajaran olahraga. Untuk
guru honor kelas kami beri gaji Rp500 ribu sedangkan guru honor olahraga kami
beri gaji sesuai jam dia mengajar," jelasnya.
Sementara itu, Sebelumnya
ada keluhan salah satu guru honor salah satu SD yang ada di Kota Palembang yang
menyatakan kalau gajinya sudah dipotong sebanyak dua kali. .
"Alasan pemotongan tersebut katanya dana
BOS Nasional (BOSNas) tidak cukup untuk menggaji guru honor. Sementara BOS
Daerah (BOSDa) tidak boleh menggaji guru. Kami juga dipanggil rapat kedua
di Korwil ada salah satu kepala sekolah di Plaju mengatakan kalau tidak ada
pemotongan gaji honorer. Ternyata setelah BOSNas cair dipotong juga,"
katanya.
Dikatakannya,
berdasarkan informasi dari kawan-kawannya sesama guru honorer yang di sekolah
lain yang dulu baru rencana, sekarang disetiap sekolah dipukul rata dipotong
jadi Rp 200 ribu perbulan. "Saya berharap tidak ada lagi potongan-potongan
karena gaji kami sudah minim kalau harus dipotong mana cukup untuk menutupi
transport bagi kami yang memiliki rumah jauh,," ujarnya (Raf)