Kepala Desa Batu Gajah Baru Heri, Meminta Warganya Tidak Buang Air Beser Ke Sungai |
MURATARA, SP - Upaya meminimalisir pencemaran Sungai, Pemerintah Desa Batu Gajah Baru, Kecamatan Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) Lakukan Kegiatan Sosilasi Stop Buang Air Besar Sembarangan Disungai.
Kegiatan yang dipusatkan di Depan Kantor Kades Batu Gajah Baru. Selasa. (6/8) dihadiri oleh Perwakilan Koramil Rupit, Sekretaris PMD-P3A Lindawati, dan Kabit Kesehatan Masyarakat Dinas kesehatan serta BPD Desa Batu Gajah.
Kepala Desa Batu Gajah Baru Heri, mengatakan kegiatan sosialisasi bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga kebersihan aliran sungai dari Pencemaran Limbah Kotoran Manusia.
"Kita ingin sungai kita bersih dari limbah kotoran manusia, jadi kita mengajak agar masyarakat menghentikan kegiatan membuang air disungai" katanya.
Oleh sebab itu, pihaknya terus mengusulkan kepada Pemerintah Kabupaten Muratara untuk pembangunan tempat Mandi Cuci Kakus (MCK) di desanya.
Sekarang sudah ada beberapa bangunan MCK, kebanyakan dibangun oleh pemerintah daerah melalu dana aspirasi DPRD. Ada juga bantuan dari CSR bank" jelasnya.
Dan tidak hanya pemerintah desa batu gajah Baru saja yang menggencarkan kegiatan Stop Buang air Besar disungai, pemerintah desa tetangga yang berada di hulu sungai juga menggencarkan kegiatan sosialisi stop Buang Air Besar disungai.
Sementara itu Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Muratara, Evi Yuliansyah berharap masyarakat muratara Untuk menghilangkan kebiasaan buruk (BAB) sembarang di sungai.
Maka dari itu pemerintah kabupaten melalui dinas kesehatan basama kepala desa gencar sosialisi akan kegiatan stop BAB sembarangan. Terutama mengenai dampak negatif dari kebiasaan BAB sembarangan tersebut bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
"Warga di daerah kita ini kebanyakan tinggal di pinggir sungai, jadi masih banyak yang BAB di sungai" kata pada acara sosialisasi 'Stop BAB Sembarangan' di Desa Batu Gajah Baru.
Pihaknya terus berupaya menyadarkan masyarakat untuk tidak BAB sembarangan lagi karena hal itu dapat mencemari lingkungan sekitar.
Selain itu, permasalahan sanitasi dan air bersih menjadi syarat utama untuk menurunkan angka stunting atau gangguan pertumbuhan pada anak.
"Kalau masih banyak jamban di sungai, maka sungai menjadi kotor, terus airnya dipakai untuk minum, cuci piring, cuci pakaian. Itulah salah satu penyebab stunting" kata dia.
Pihaknya mengharapkan partisipasi masyarakat untuk selalu mengingatkan atau mencegah siapapun yang melakukan kebiasaan BAB sembarangan tersebut.
"Kami hanya bisa mengingatkan saja, bahwa dampak buruknya itu banyak sekali. Sekarang masyarakat lah yang bisa merubah kebiasaan buruk itu" katanya
Sosialisasi stop (BAB) sembarangan disungai juga dilakukan sosialisasasi oleh Perlindungan anak dan Keluarga P3A DPMD, hari ini kita mulakukannya didesa baju gaja baru jalasnya .(zm)